Mahasiswa Story
Jarang banget aku update cerpen, opini, dan lain-lain ya.
Sebenarnya aku sulit banget mencari celah untuk menulis. Karena aku sekarang
udah mulai kuliah di Politeknik Negeri Malang jurusan teknik kimia. Sebenarnya
sih bukan aku sibuk ngerjain tugas kuliah, tapi sebenarnya aku sibuk bertapa
untuk menjernihkan pikiran dan menjauhi hiruk piruk manusia. kalau urusan
tugas, namanya juga kuliah, ya umum kalau di kasih tugas walaupun harus gak
tidur sehari penuh, begadang ngerjakan laporan, ditambah lagi ikut organisasi
dan lu jadi panitia, tidur 4 jam rasanya kayak sujud syukur banget deh.
Terlepas dari itu semua, aku ingin berbagi cerita tentang lingkungan, dosen,
teman, dan hal-hal yang bakalan kamu temui di kuliah nanti, kecuali tugas, aku
gak bahas tugas disini, karena hampir semua orang punya tugas dan tanggung
jawab masing-masing.
Lingkungan perkuliahan pastinya berbeda dengan ketika
kalian masih SMA. Ketika kalian masuk universitas, dari bentuk bangunannya
jelas banget beda. Kalau dulu SMA gedung kalian mungkin gak bakalan sebesar
ketika kuliah, bahkan satu fakultas bisa ajah mengalahkan besarnya SMA kalian.
Terlebih lagi dengan cat warna identik kampus kalian, misalnya kayak
universitasku yang dominan warna biru, kalau buat aku sendiri sebenarnya aku
bosan banget lihat warna biru kayak kampusku dengan kombinasi warna putih
salju. Karena warna itu mirip banget ketika aku SMA. Tetapi berbeda dengan
temenku yang namanya si Dika, nah kalau dika ini mulai SD-SMA katanya cat
gedungnya selalu hijau, makanya pemandangan baru buat dia lihat warna biru.
Kemudian dosen, kalau kuliah sama SMA urusan dosen atau
guru ya hampir sama sih. Bedanya kalau dosen itu kalau sekali menerangkan
materi gak bakalan diulang lagi, beda sama guru yang prinsipnya harus di ulang
sampai siswanya paham. Kalau kuliah 1 bab mengulamg –terus, bisa-bisa 4 tahun
sekalipun gak bakalan kelar. Haha. Belum lagi kalau kalian mahasiswa teknik,
bahkan dosen kalian bakalan menekankan “tidur di bawah jam 23.00 itu gak
kelihatan kayak mahasiswa” jadi intinya, kalau kalian mahasiswa, bakalan tidur
pagi, bangun pagi, kuliah pagi.
Teman-teman di universitas pasti bakalan beda sama di
SMA. Bahkan bisa disebut masa-masa SMA adalah masa-masa terakhir kalian
menemukan teman sejati. Karena di universitas kalian bakaln menemukan
bermacam-macam karakter dimana ada yang tipe orang fake, egois, kurang
bertanggung jawab, manipulatif, dan lain sebagainya. ada juga tipe orang yang
ambisius, perfeksionis, dan lain sebagainya. Aku punya pengalaman tentang teman
perfeksionis. Aku punya banyak teman perfeksionis, namun untuk di universitas
yang dekat dengan aku dan memiliki sifat perfeksionis ada 2, yang satu cewek
yang satu cowok. Untuk yang cowok ini perfeksionisnya untuk dia sendiri, dan
gak menyusahkan orang lain. Beda dengan si perfeksionis cewek ini, sebut saja
cewek ini namanya Mawar. Si Mawar ini perfeksionis tingkat tinggi, yang nyusahin
banget menurutku. Bayangkan ajah kalian udah punya banyak tugas, udah kalian
kerjakan, kemudian si Mawar yang posisinya sebagai temen kelompok kalian udah
gak ikut kerja menyalahkan hasil pekerjaan kalian ini dan itu, kemudian
mengganti keseluruhan dari apa yang kalin buat. Bahkan aku ngerasa gak
segan-segan menghancurkan laptopku saat itu juga ketika aku tau dia mengubah
keseluruhkan makalah dan ppt yang aku buat. Padahal untuk membuatnya aku
berjuang hingga gak tidur semalam penuh. Rasanya jengkel banget, bahkan sempet
bikin aku badmood seharian, nangis dalam sepi, bahkan aku gak mau lagi
mengerjakan apapun tugas kelompok. Tapi dia gak mau ngerjakan kalau gak aku
bantu ngerjakan, itu malah bikin jengkel lagi. Selama aku kuliah kayaknya hanya
satu sahabatku mulai dulu sampai sekarang walaupun satu kampus, satu jurusan,
satu program studi, tapi jarang ketemu, dan tetap jadi sahabat pena mulai dulu
sampai sekarang. Lebih sering ngobrol di sosial media ketimbang bicara langsung
depan temenku itu. Ada juga temenku introvert yang paling pendiam di kelasku.
Kebetulan pernah satu kelompok sama aku, mungkin dia cuek ke orang lain, tapi
menurutku dia gak secuek bayangan dari temen-temenku, bahkan ada yang membully
dia dengan nama muka datar, muka tembok, dan lain sebagainya. sebenarnya sih
aku males punya urusan sama dia, yak arena kasihan akhirnya aku belain dia, dia
cowok malah dibelain cewek, dia responnya biasa ajah ketika di bully
temen-temennya, apalagi dia dan aku mempunyai kesukaan pada band yang sama dan
sama-sama suka game. Ada juga yang fake tingkat dewa. Dia bahkan
terang-terangan nusuk temannya dari belakang, dia lebih mirip provokator
ketimbang tipe orang fake. Maka dari itu, kalian jangan mudah percaya ke orang
lain, setidaknya identifikasi dahulu gimana dianya, bisa dilihat dari masa
lalunya juga atau mungkin kamu identifikasi sendiri, jangan percaya dari omongan
orang lain, karena orang lain juga belun tetntu benar dan dapat dipercaya.
Ketika kuliah nanti semakin banyak organisasi. Organisasi
juga bisa menambah wawasan kalian, pengalaman, teman juga sih. Bahkan waktu aku
SMA dulu aku ikut organisasi untuk nyari
temen, eh ketemunya malah saudara eaakk. Ya kalau di organisasi kalau berteman
bahkan bisa kayak saudara, soalnya ngerasain susah seneng bareng sih. Tapi
kalau lawan senior itu gk main-main. Ada juga yang suka bentak-bentak, ada yang
sabar, ada yang santai tapi serius. Gak enaknya juga pas lagi enak-enak
istirahat atau liburan, eh suruh ke kampus karena ada acara organisasi, kalau
gak gitu pas mau ujian atau kuis tiba-tiba ada rapat, apalagi kalau jadi
panitia inti atau coordinator, malah ada cerita lucu dari temenku, dia jadi
coordinator transportasi yang kerjanya survey jalan, tapi dia buta arah
kemana-mana, dia bisa kembali dalam keadaan hidup-hidup ajah gue udah bersyukur
haha. Kalau pengalamanku sendiri pernah jadi sekertaris, pas mau mengajukan proposal
malah aku sama bendahara kabur, dan ketua pelaksana aku tinggal sendirian,
sebenernya sih kasihan, tapi seneng ajah main kabur-kaburan haha.
Ya itu sih berberpa pengalaman, tips-tips yang aku
bagikan, semoga bermanfaat. Mohon maaf apabila ada yang tersinggung atau salah
kata.