Sabtu, 29 Agustus 2015

coretan

Organization Story

          Okey guy’s, aku ingin membahas lagi tentang organisasi. Tentang apa sih suka duka yang ada di dalam organisasi? Kalau ditanya tentang suka duka itu pasti ada, tapi sebenernya aku lebih banyak sukanya dari pada dukanya. Aku baru menyadari banyak pengalaman dan kenangan bersama teman-temanku dan semuanya yang ada di organisasi yang menurutku itu sulit, bahkan menurutku sangat-sangat sulit ketika aku menjadi senior dan menjadi junior, ketika aku harus mengutamakan kepentingan bersama bukan kepentingan pribadi, ketika aku harus memilih sebuah keputusan untuk bersama, dan lain sebagainya.
          Inilah barisan jabatan ketika aku menjabat menjadi seksi dalam setiap acara maupun menjadi pengurus harian.
1.     Sie keamanan (persami 2014-2015)
2.     Bendahara (bendahara seluruh keuangan pramuka kelas X) “hanya berberapa bulan menjabat ”
3.     Sie konsumsi (diklat CDA 2014-2015)
4.     Sie giat (pengembaraan)
5.     Sie Adat (masa bakti 2013-2014)
6.     Koordinator Sie pembinaan dan pengembangan (masa bakti 2014-2015)
7.     Koordinator lomba mading 2 Dimensi (Galang Prestasi 2014-2015)
8.     Sekertaris (persami 2015-2016)
9.     Sie giat (2015-2016)
10.             Sie keamanan (HUT SMA ke-24)
Ketika aku hendak masuk organisasi rasanya bingung banget, apalagi di SMP/MTs dan SD aku tidak mempunyai pengalaman apapun. Alasanku masuk organisasi adalah ketika aku melihat kakak seniorku terlihat berwibawa, apalagi dia mengikuti banyak organisasi dan prestasinya tidak diragukan lagi, dia juara 1 niat tertinggi se-prodi IPA. Ahirnya aku masuk organisasi dengan nekat, ditanya alsannya mengapa masuk organisasi, hampir semua teman-temanku menjawab “saya ingin disiplin, bertanggung jawab, dan menambah pengalaman” kalau kalian tahu, itu adalah alasan paling umum banget ketika mau masuk organisasi. Ketika lu masih cupu banget ditanya seperti itu sambil megangin rok erat-erat sebagai ekspresi takut, hahaha begitupula dengan aku.
Awalnya aku juga sangat minder dengan teman-teman sederajatku yang mempunyai banyak pengalaman di organisasi. Apalagi semua udah bisa deket antar teman dan senior, and I stay lonely? Yes, it’s true. Aku adalah orang yang paling sulit menyesuaikan diri apalagi dengan teman. Sebagai murid baru, bahkan adaptasi satu tahun setengah baru memiliki yang namanya teman, itupun bisa dibilang dia autis atau semacamnya, hehe just kidding dan dia juga anak organisasi tapi beda organisasi sama aku.
Ketika aku kelas X awal-awal masuk organisasi pasti ada yang namanya diklat, nah diklatku ini parah banget. Madinya di waktu, sampai banyak yang keluar kamar mandi dalam keadaan setengah telanjang, bahkan di kamar mandi laki-laki ada yang hanya memakai celana dalam, ya kayak orang primitive gitu. Setelah itu makan malam, makan malamnya pakai soto tapi makannya gak pakai sendok. Aku kan gak bisa makan pakai tangan apalagi berkuah, yaudah aku makannya tak tuang ke mulutku biar cepet (jangan ditiru adegan ini). Kemudian air putih yang ada di dalam kemasan air minum dibuka dan di tuangkan di dalam ember, semua diperintah untuk cuci tangan di air kobokan itu, setelah cuci tangan, eh air tadi itu disuruh minum satu persatu, rasanya sih seperti soto campur apalah-apalah. Selama diklat dibentak-bentak terus, aku jadi ingat ketika berjalan di pematang sawah, udah tengah malem suruh jalan dipematang sawah, gelap, sendirian, dingin lagi. Ketika jalan rutenya panjang dan tidak ada penerangan apapun, akhirnya aku jalan dengan santai dan aku terjatuh di pematang sawah masuk ke sawah, sebelah sawah ada seperti jurang yang di dasarnya ada sungai, malah lebih ngenes lagi kalau jatuh ke sungai. Bukan hanya aku, tapi hampir semuanya jatuh.
Setelah diklat di atas ada juga yang namanya pengembaraan. Pengembaraan itu tingkatan menuju penegak bantara. Nah disana aku dimental habis-habisan. Disana bertemu alumni yang konon katanya paling galak, emang bener galak, tapi banyak banget ilmu dan hikmah yang aku dapet dari senior itu. Awalnya semua suruh lari menuju ke base camp yang jaraknya 5 Km ke bumi perkemahan Coban Rondo, aku gak kuat lari, mukaku udah pucet banget akhirnya aku dibonceng dengan sepeda motor sama alumni juga, tapi yang ini orangnya baik banget. Setelah sampai di tempat perkemahan, semua mendirikan tenda, gak lama kemudian hujan turun. Tenda yang udah kami buat itu kehujanan, semua tenda keadaan udah jadi hanya tenda putri yang belum jadi, akhirnya basah semua tendanya dan di dalam tenda semua juga ikut basah bersama barang bawaan kami. Bayangin di daerah puncak seperti batu, terus hujan deras, rasanya dingin banget, gak ada tempat berteduh, kasihan banget kan. Kemudian ada teh panas dikirim para senior ke tenda putri. Semua berpengangan dengan teh itu untuk menghangatkan diri dan di sana untuk mengusir suntuk ada 5 orang anak yang berada di dalam tenda, akhirnya mereka bikin girlband “Lima Monyok(anak monyet)”. Girlbandnya gak nyanyi-nyanyi, lebih cenderung bercanda gak jelas. Selama aku di sana, setiap mau sholat aku selalu terjatuh, soalnya jalannya cukup curam, licin, dan aku kesalahan membawa sandal yang permukaan bawahnya halus, kalau gak pakai sandal nanti musholanya jadi kotor, jadi serba bingung. Kemudian malemnya ada penjelajahan, aku bergandengan dengan Kak Alvina, dia ketua Dewan Ambalan masa bakti 2012-2013. Disana hanya dibekali lilin yang gak boleh mati dan senter kecil, aku sama Kak Alvina sering hampir jatuh, tapi kamu saling menguatkan agar tidak jatuh. Akhirnya memasuki malam renungan yang dingin banget sampai banyak yang pingsan, disana dibentak-bentak, dimarahi, dan lain sebagainya. keesokan harinya yang paling ditunggu, yaitu diklat penegak bantara. Sebelumnya semua suruh masak metode survival, nah di sangga laki-laki makanannya enak dan semua mateng, di sangga perempuan malah gak ada yang mateng dan rasanya ah sudahlah. Akhirnya semua makannya yang perempuan banyak yang gak habis, akhirnya di mix bersama di campur telur asin, dan ada salah satu temenku laki-laki makan telur asin, belum sampai habis dia suruh memuntahkan telur itu, dan akhirnya dimuntahkan, makanan tadi dicampur muntahan temenku tadi, banyak yang muntah dan lain sebagainya, untungnya ada pahlawan yang gak tega lihat temennya nangis dan muntah-muntah, akhirnya menghabiskan semuanya. Itu semua belum berakhir, ketika setelah pelantikan semua harus menutup mata dan berjalan meuju sungai yang dikomando kakak alumni senior. Disana semua suruh jongkok dan berdiri di air yang dingin banget sambil memakan menjes(ampas kedele) dan tempe. Tapi makannya bukan pakai tangan, melainkan dipegang dengan mulut, jika jatuh maka akan di ambil dan suruh memakan lagi, ada berberapa pasangan terdiri dari 3 dan 2 orang, jadi ya harus makan tempe atau menjes itu dari mulut ke mulut dan ketemu mulut dalam keadaan mata tertutup tapi berpasangannya perempuan dengan perempuan, laki-laki dengan laki-laki. Itu pengalaman paling mengesankan buat angkatanku.
Seperti hal-hal di atas, itu bukan penyiksaan atau pem-bullyan. Namun, itu adalah proses untuk mendidik kita makin kuat mental dan kuat secara fisik. Sama halnya untuk mendapatkan sesuatu kita harus bekerja dengan keras, agar tidak mudah untuk melepaskannya.
Kemudian aku mulai menjalani hal yang ada di organisasi dengan sewajarnya, tapi juga sering dimental. Aku ingat kejadian menanam tanaman yang di progamkan oleh kepala sekolah, hasilnya memang gagal, tapi hal itu lama-lama bisa memicu hubungan persaudaraan kamu antar anggota. Semua bekerja sampai sore bahkan magrib. Tidak berhenti disitu, masih ada progam kerja yang membuat kewirausahaan, nah temen-temen memilih membuat telur asin. Awalnya sih menyenangkan lama-lama bikin bosen, soalnya kita disana sekolah sebagai pelajar bukan buka wirausaha. Tiap hari membuat telur asin dan pulangnya sore-sore, bahkan temen-temen suruh menawarkan kepada orang-orang diluar, memang rasanya enak banget telurnya, bahkan tidak ada yang menyamainya di Turen. Akhirnya daripada suruh menawarkan kepada warga mending telurnya aku beli sendiri, aku bayar sendiri, aku buat sendiri, aku makan sendiri. Itu juga kenangan yang gak terlupakan.
Salama menjabat dalam organisasi aku yang saat itu menjadi anggota Sie giat yang koordinatornya hilang entah kemana, anggotanya yang bekerja tinggal aku dan Hanavi. Sie adat adalah Sie yang paling berat versi teman-teman. Sie adat harus rela pulang sore-sore gitu, dan cuma dua orang yang bekerja. Lama-lama akhirnya aku juga akrab dengan Hanavi yang merasa senasip dan seperjuangan dengan aku.
Lama-kelamaan akhirnya aku mulai akrab dengan teman-teman di organisasi, tapi ada juga yang sangat membenci aku, gak tau alasannya apa, bahkan sampai aku dipermalukan di forum. Aku santai ajah sih menghadapi orang seperti itu, dan aku sendiri juga sebel banget sama tuh anak. Di jurnalis, di Dewan Ambalan, dan dimana-mana dia selalu ajah mengkritisi aku dengan keras yang gak berdasarkan pada logika dan cuma melihat dari sisi “kelihatannya”. Aku pernah nangis melawan tuh anak gara-gara pas diklat Dewan Ambalan baru aku jadi sie konsumsi, seharian gak tidur buat masak. Aku sebagai coordinator dan anggotaku cuma satu namanya Silvi. Silvi lagi enak tidur, aku gak tega membangunkannya, akhirnya aku kerja sendirian sama Bu Yulia. Beliau orang yang aku anggap seperti ibuku sendiri, walaupun sering dimarahi, aku tetep sayang dengan beliau. Semakin aku sering dibentak-bentak, dimarahi, semakin rasa ingin tahuku tentang orang tersebut makin besar. Ketika udah capek seharian bekerja aku malah dihina sama tuh anak yang benci banget sama aku “mana tanggung jawabmu sebagai sie konsumsi, masa yang suruh nata makanan itu sie giat, yang benar saja”, habis denger kata-kata itu emosiku memuncak dan nangis sendirian di kamar mandi, gak mau makan. Padahal yang masak semua itu aku dan Bu Yulia, aku gak ikut kegiatan sama sekali dan focus ke dapur, dalam fikiranku “apa salahnya sih aku ikut kegiataan walaupun hanya apel penutupan sebentar saja” itu yang bikin aku menangis tak henti-henti. Semua anggota Dewan Ambalan sudah bingung dengan kelakuanku, setelah semua pulang aku baru keluar dari kamar mandi. Ya itu sebenernya pengalaman pahit juga sih, tapi itulah yang membuat aku semakin kuat.
Pengalaman lain yaitu pengembaraan untuk adik kelas, pengembaraan ini bertempat di Pujiharjo, rutenya jalan sepanjang 10 Km. jalannya naik turun dan berkelok-kelok. Semua hanya berbekalkan air putih ukurang paling besar, sedangkan aku hanya berbekalkan air putih seukuran botol air minum 600 ml (ukuran tanggung). Aku berjalan sendirian dengan Risa, aku dan Risa sama-sama membawa persediaan makanan yang limit, aku hanya membawa air putih dan gula jawa. Ketika rasanya mulai gak kuat aku makan gula jawa itu sambil berteduh, kakiku udah lecet, akhirnya aku bertukar sandal dengan Risa. Aku mulai nyaman dengan sandal milik Risa, dan kayaknya Risa sendiri juga nyaman memakan sandalku. Untuk kedua kalinya membawa sandal yang salah ketika pengembaraan. Disanalah akhirnya aku tahu apa arti teman “Who real friends and who fake friends” teman itu saling melindungi bukan saling menghujat. Lama-kelamaan akhirnya aku mulai akrab dengan hampir semua anggota organisasiku.
Pasti ketika usia-usia remaja seperti yang masa SMA pasti kenal dengan yang namanya cinta monyet dan semacamnya. Dan itu juga terjadi di organisasi itu wajar, tapi itu bukan tujuan. Pernah sih ada dua orang yang pernah naksir sama aku, atau anggota lain yang naksir temannya sendiri. Kalau pengalamanku sih ada dua orang yang suka aku dan seumuran sama aku, tapi  bisa disebut naksir yang tak terbalas, ada temanku yang juga satu kelas sama aku dulu, yang kerjaannya tiap hari bertengkar di kelas dan di organisasi, namun sebenarnya dia suka ke aku, tapi dia gak pernah ngomong, tahu-tahu ketika aku udah kelas XII dan kejadian itu ketika aku kelas X, dan sekarang dia udah punya pacar, mungkin dia juga udah lupa dengan perasaan itu, hanya lucu ajah ketika mengingat itu mungkin, hehe. Dan yang satunya juga temen satu kelas dan satu organisasi yang juga naksir sama aku, dia gak berani ngomong juga, temenku yang mencoba ngomong ke aku kalau dia suka sama aku, tapi aku sih gak suka, jadi aku menjauhi dia sedikit-sedikit. Jadi gak langsung nolak secara frontal namun lebih halus untuk tetap menjaga perasaan antar teman sebagai teman satu kelas dan teman satu organisai.
Jika dilihat dari keseluruhan ceritaku tadi memang sangat susah, tetapi itulah yang membuat aku dan teman-temanku semakin kuat hingga sekarang, itulah yang membuatku terbentuk secara fisik dan mental. Bahakan dalam angkatanku temanku yang saat itu menjabat menjadi wakit ketua ditinggal oleh ketuanya. Dan saat ini temanku yang menjabat sebagai ketua ditinggal wakilnya dan sekertarisnya. Itulah namanya yang kurang tanggung jawab. Kalau kita sudah masuk organisasi, mau tidak mau kita harus mengambil resiko yang telah kita ambil. Dengan sulitnya perjalanan di organisasi yang membuat aku dan teman-temanku tetap saling setia terhadap organisasi. Kita masuk bersama dan kita keluar bersama. Kita susah bersama dan kita senang bersama. Seperti kata pepatah “orang yang berada di sampingmu ketika kau sedang bersedih, maka dia layak berada di sampingmu ketika kau bahagia”

Mungkin itu saja yang bisa saya ceritakan, dan sebenarnya masih banyak lagi cerita-cerita lain, namun terlalu panjang untuk dideskripsikan, hehe yaudah semoga tulisan ini bisa bermanfaat untuk anda, jangan diambil sisi negatifnya, tapi ambil sisi positifnya.

Tips dan artikel

Jangan Takut Menjadi Anak Organisasi

Nah, untuk kalian yang baru masuk ke sekolah baru atau mungkin sudah senior yang ingin masuk ke dalam sebuah organisasi kalian tidak usah khawatir. Saya akan berbagi sedikit cerita tentang organisasi. Mungkin untuk kalian yang tidak pernah mengikuti organisasi akan bingung jika ditanya “kamu mau gak ikut organisasi” dan saya juga pernah seperti itu. Jelas saja saya bingung, saya tidak punya bekal apapun tentang organisasi dari SD sampai dengan SMP/MTs kemudian saya ditanya semacam itu. Dari awal memang saya juga berfikir ingin coba-coba, bahkan orang seperti sama yang mempunyai karakter Ambivert dan tidak senang jika melakukan banyak aktivitas bisa mengikuti sebuah organisasi.
Pada awalnya saya ketika mengikuti organisasi sangat-sangat melelahkan untuk saya dan saya berniat untuk mundur dari organisasi yang saya jalani. Namun, saya tidak mempunyai keberanian untuk mengatakan ingin keluar dari organisasi, sehingga lama-lama saya berfikir untuk tetap bertahan saja di organisasi. Yang membuat saya tetap ingin bertahan adalah di dalam organisasi saya seperti menemukan sebuah keluarga baru di dalamnya. Karena setiap mengadakan rapat sering disisipkan seperti bercanda, ketika bertemu juga saling tegur sapa, dan lain sebagainya.
Ketika di dalam organisasi saya juga sering mendapat pengalaman suka dan duka. Contoh pengalaman yang sangat berkesan untuk saya adalah makan muntahan dari salah satu teman saya yang ahirnya makanan itu digilir oleh kakak-kakak senior, memang itu menjijikkan, bahkan ada yang menangis dan ada juga yang muntah-muntah. Ketika dalam situasi seperti itu ada berberapa teman saya laki-laki yang akhirnya menghabiskan makanan itu karena tidak sanggup melihat teman-temannya yang perempuan menangis atau muntah-muntah, padahal mereka sendiri juga tidak suka dengan makanan itu. Pelajaran yang dapat diambil adalah “kekeluargaan antar teman, saling melindungi teman, dan tidak berfikir egois”.
Di dalam organisasi juga sering sama yang namanya “gak kompak”, kekompakan itu sebenarnya bukan karena individunya, tapi karena jalinannya antar individu,  rasa kekeluargaan dan TANGGUNG JAWAB bukan TANGGUNG MENJAWAB. Bicara tentang tanggung jawab, semua pasti ada masalah, semua pasti mempunyai kendala, dan banyak faktor-faktor lainnya. Namun jika sudah bicara tanggung jawab, apapun yang ditugaskan untuk kita, apapun yang diberikan untuk kita, harus di jalankan. Jika kalian misalnya berada di dua organisasi dan posisi kalian semua sangat penting kalian harus tahu bagaimana cara membagi diri kalian, membagi diri bukan kalian dibelah gitu bukan, tapi membagi diri dengan memanagement waktu kalian. Misalnya kalian mengikuti rapat di organisasi A dan B, kalian tidak boleh meninggalkan salah satu organisasi, cari mana organisasi yang harus didahulukan kepentingannya, kalau memang sama-sama penting, kalian bisa memberikan mandat kepada temanmu untuk mewakili kamu di organisasi yang lain.
Mungkin di dalam semua organisasi pasti timbul pergesekan antar teman, itu wajar dan sangat wajar. Jika kalian berada diposisi pelaku kalian lebih baik mengalah dan mengambil jalur aman, saya ingat yang disampaikan senior saya “merendah untuk meroket” itu memiliki arti lebih baik kita mengalah untuk mendapatkan sesuatu yang lebih besar, kalau kita sama-sama egois dan tidak mau mengalah, bisa dipastikan kalian sama-sama hancur. Kalau kita bertindak sebagai bukan pelaku, lebih baik kita menjadi netral dan saling meredam pertikaian antar teman. Di dalam organisasi jangan pernah membawa masalah diluar organisasi masuk ke organisasi. Contohnya, kalian punya pacar, yang punya mantan di organisasi sama dengan kalian, ketika di organisasi kalian mempunyai rasa dendam sama mantannya pacarmu itu. Kalian harusnya punya profesional, jangan mementingkan urusan pribadi masuk dalam organisasi.
Kalian pasti dengar dengan kata “senioritas”. Nah, sebenarnya senioritas itu penting, tapi bukan semena-mena. Saya sendiri pernah punya pengalaman buruk dengan senior saya, saya sangat membenci senior saya. Seperti di atas, saya tetap profesional ketika dalam organisasi, meskipun saya benci dia, tetapi itu bukan menjadi hambatan dalam melakukan tugas saya di organisasi, bahkan jika dia berpartner dengan saya, di dalam menjalankan tugas saya, saya tidak memandang dia sebagai musuh tetapi memandang sebagai rekan kerja. Begitupula dengan teman, jangan memandang rekan di organisasi sebagai musuh meskipun kalian sedang tidak sejalan dengan rekan anda. Kembali lagi ke topik, mengapa senioritas itu penting? Senioritas penting itu bukan sebagai pembeda senior dengan junior, namun rasa menghormatinya. Saya pernah melakukan kesalahan kecil menurut saya tetapi berdampak besar hingga masuk ke dalam forum  yaitu masalah “sopan santun” sopan santun itu penting, bahkan sangat penting. Sopan santun itu merupakan cerminan dari diri kalian. Mungkin dulu saya beralasan “itu basic saya” saya sadar saya salah, bahkan saya sadar mengatakan bahwa itu basic saya adalah salah. Semua orang pasti memiliki basic yang berbeda-beda, kalau kita egois dan mempertahankan basic kita masing-masing, bisa dipastikan organisasi kalian akan hancur lama-kelamaan.
Kalian juga harus memahami tentang karakter teman satu persatu, bahkan mengetahui karakter senior dan pembina kalian itu penting. Misalnya kalian bertemu teman yang suka blak-blakan dan bisa dibilang santai, itu bukan berarti kalian bencanda sesuka kalian. Menghormati antar teman, senior, dan Pembina itu penting apapun karakternya. Dan kalian harus tahu batasan-batasan kalian, itu seperti pengalaman saya yang memuat tentang “sopan santun” saya pernah mebuat kesalahan dengan bersikap tidak sopan terhadap senior saya hanya karena sebuah pesan singkat yang mengatakan “kamu” kepada senior saya di dalam pesan singkat. Secara adat ketimuran apalagi Jawa, itu termasuk tidak sopan walaupun itu dibenarkan secara Bahasa Indonesia. Padahal saya sendiri dan yang lainnya tahu bahwa kakak senior saya itu bisa dibilang orangnya santai dan blak-blakan. Namun sesantai apapun orang, mereka pasti punya hati dan fikiran kan? Nah itu alasannya kalian harus tetap sopan kepada teman, senior dan lain sebagainya.
Tentang basic kalian dan organisasi, mungkin tadi sedikit udah disinggung di atas. Mislanya saya sendiri yang tidak mau melakukan hal yang bikin capek, itu memang karakter saya yang bisa dibilang “orang yang hemat energi” bukan pemalas. Bagaimana cara beradaptasi dengan organisasi dan basic yang kalian miliki. Misalnya saya memiliki karakter seperti itu, di dalam organisasi saya lebih diposisikan untuk seorang pemikir dan pekerja daripada pelaksana. Contohnya saya pernah menjabat sebagai Sie Giat, Sie konsumsi, Sie keamanan, Sie lomba mading, Sie pembinaan dan pengembangan, dan Sekertaris. Bisa dibilang jabatan saya termasuk kategori berat apalagi menjadi Sie Giat yang sama dengan Sie acara+L.O(pengkoordinir)+Sie giat itu sendiri, apalagi menjadi sekertasis, pasti bayangan kalian pasti berat penjadi pengurus harian semacam sekertaris. Malah dari Sie di atas menjadi Sie keamanan adalah Sie yang mudah kelihataannya, namun aku paling gagal ketika mejadi Sie keamanan. Maka dari itu, “Jangan pernah menilai segala sesuatu dari kelihataannya dan katanya”, namun “Nyatanya”.
Mungkin hanya itu sedikit pengalaman saya tentang organisasi dan segala bentuk sikap, pendidikan moral, dan lain sebagainya. Sehingga jangan percaya lagi dengan yang “katanya-katanya” di dalam organisasi, tapi buktikan sendiri. Namun, yang penting dalam organisasi adalah tanggung jawab dan management waktu. Kalian juga harus memperhitungkan sekolah, kewajiban kalian terhadap tuhan kalian, tugas kalian sebagai anak, tugas kalian sebagai warga Negara.


By: Safira Fausta Ramadhani