Organization
Story
Okey guy’s, aku ingin membahas lagi tentang organisasi. Tentang
apa sih suka duka yang ada di dalam organisasi? Kalau ditanya tentang suka duka
itu pasti ada, tapi sebenernya aku lebih banyak sukanya dari pada dukanya. Aku baru
menyadari banyak pengalaman dan kenangan bersama teman-temanku dan semuanya
yang ada di organisasi yang menurutku itu sulit, bahkan menurutku sangat-sangat
sulit ketika aku menjadi senior dan menjadi junior, ketika aku harus
mengutamakan kepentingan bersama bukan kepentingan pribadi, ketika aku harus
memilih sebuah keputusan untuk bersama, dan lain sebagainya.
Inilah barisan jabatan ketika aku menjabat menjadi seksi
dalam setiap acara maupun menjadi pengurus harian.
1. Sie
keamanan (persami 2014-2015)
2. Bendahara
(bendahara seluruh keuangan pramuka kelas X) “hanya berberapa bulan menjabat ”
3. Sie
konsumsi (diklat CDA 2014-2015)
4. Sie
giat (pengembaraan)
5. Sie
Adat (masa bakti 2013-2014)
6. Koordinator
Sie pembinaan dan pengembangan (masa bakti 2014-2015)
7. Koordinator
lomba mading 2 Dimensi (Galang Prestasi 2014-2015)
8. Sekertaris
(persami 2015-2016)
9. Sie
giat (2015-2016)
10.
Sie
keamanan (HUT SMA ke-24)
Ketika
aku hendak masuk organisasi rasanya bingung banget, apalagi di SMP/MTs dan SD
aku tidak mempunyai pengalaman apapun. Alasanku masuk organisasi adalah ketika
aku melihat kakak seniorku terlihat berwibawa, apalagi dia mengikuti banyak
organisasi dan prestasinya tidak diragukan lagi, dia juara 1 niat tertinggi
se-prodi IPA. Ahirnya aku masuk organisasi dengan nekat, ditanya alsannya
mengapa masuk organisasi, hampir semua teman-temanku menjawab “saya ingin
disiplin, bertanggung jawab, dan menambah pengalaman” kalau kalian tahu, itu
adalah alasan paling umum banget ketika mau masuk organisasi. Ketika lu masih
cupu banget ditanya seperti itu sambil megangin rok erat-erat sebagai ekspresi
takut, hahaha begitupula dengan aku.
Awalnya
aku juga sangat minder dengan teman-teman sederajatku yang mempunyai banyak
pengalaman di organisasi. Apalagi semua udah bisa deket antar teman dan senior,
and I stay lonely? Yes, it’s true. Aku adalah orang yang paling sulit
menyesuaikan diri apalagi dengan teman. Sebagai murid baru, bahkan adaptasi satu
tahun setengah baru memiliki yang namanya teman, itupun bisa dibilang dia autis
atau semacamnya, hehe just kidding dan dia juga anak organisasi tapi beda
organisasi sama aku.
Ketika
aku kelas X awal-awal masuk organisasi pasti ada yang namanya diklat, nah
diklatku ini parah banget. Madinya di waktu, sampai banyak yang keluar kamar
mandi dalam keadaan setengah telanjang, bahkan di kamar mandi laki-laki ada
yang hanya memakai celana dalam, ya kayak orang primitive gitu. Setelah itu
makan malam, makan malamnya pakai soto tapi makannya gak pakai sendok. Aku kan
gak bisa makan pakai tangan apalagi berkuah, yaudah aku makannya tak tuang ke
mulutku biar cepet (jangan ditiru adegan ini). Kemudian air putih yang ada di
dalam kemasan air minum dibuka dan di tuangkan di dalam ember, semua diperintah
untuk cuci tangan di air kobokan itu, setelah cuci tangan, eh air tadi itu
disuruh minum satu persatu, rasanya sih seperti soto campur apalah-apalah. Selama
diklat dibentak-bentak terus, aku jadi ingat ketika berjalan di pematang sawah,
udah tengah malem suruh jalan dipematang sawah, gelap, sendirian, dingin lagi. Ketika
jalan rutenya panjang dan tidak ada penerangan apapun, akhirnya aku jalan
dengan santai dan aku terjatuh di pematang sawah masuk ke sawah, sebelah sawah
ada seperti jurang yang di dasarnya ada sungai, malah lebih ngenes lagi kalau
jatuh ke sungai. Bukan hanya aku, tapi hampir semuanya jatuh.
Setelah
diklat di atas ada juga yang namanya pengembaraan. Pengembaraan itu tingkatan
menuju penegak bantara. Nah disana aku dimental habis-habisan. Disana bertemu
alumni yang konon katanya paling galak, emang bener galak, tapi banyak banget
ilmu dan hikmah yang aku dapet dari senior itu. Awalnya semua suruh lari menuju
ke base camp yang jaraknya 5 Km ke bumi perkemahan Coban Rondo, aku gak kuat
lari, mukaku udah pucet banget akhirnya aku dibonceng dengan sepeda motor sama
alumni juga, tapi yang ini orangnya baik banget. Setelah sampai di tempat
perkemahan, semua mendirikan tenda, gak lama kemudian hujan turun. Tenda yang
udah kami buat itu kehujanan, semua tenda keadaan udah jadi hanya tenda putri yang
belum jadi, akhirnya basah semua tendanya dan di dalam tenda semua juga ikut
basah bersama barang bawaan kami. Bayangin di daerah puncak seperti batu, terus
hujan deras, rasanya dingin banget, gak ada tempat berteduh, kasihan banget
kan. Kemudian ada teh panas dikirim para senior ke tenda putri. Semua berpengangan
dengan teh itu untuk menghangatkan diri dan di sana untuk mengusir suntuk ada 5
orang anak yang berada di dalam tenda, akhirnya mereka bikin girlband “Lima
Monyok(anak monyet)”. Girlbandnya gak nyanyi-nyanyi, lebih cenderung bercanda
gak jelas. Selama aku di sana, setiap mau sholat aku selalu terjatuh, soalnya
jalannya cukup curam, licin, dan aku kesalahan membawa sandal yang permukaan
bawahnya halus, kalau gak pakai sandal nanti musholanya jadi kotor, jadi serba
bingung. Kemudian malemnya ada penjelajahan, aku bergandengan dengan Kak
Alvina, dia ketua Dewan Ambalan masa bakti 2012-2013. Disana hanya dibekali
lilin yang gak boleh mati dan senter kecil, aku sama Kak Alvina sering hampir jatuh,
tapi kamu saling menguatkan agar tidak jatuh. Akhirnya memasuki malam renungan
yang dingin banget sampai banyak yang pingsan, disana dibentak-bentak,
dimarahi, dan lain sebagainya. keesokan harinya yang paling ditunggu, yaitu
diklat penegak bantara. Sebelumnya semua suruh masak metode survival, nah di
sangga laki-laki makanannya enak dan semua mateng, di sangga perempuan malah gak
ada yang mateng dan rasanya ah sudahlah. Akhirnya semua makannya yang perempuan
banyak yang gak habis, akhirnya di mix bersama di campur telur asin, dan ada
salah satu temenku laki-laki makan telur asin, belum sampai habis dia suruh
memuntahkan telur itu, dan akhirnya dimuntahkan, makanan tadi dicampur muntahan
temenku tadi, banyak yang muntah dan lain sebagainya, untungnya ada pahlawan
yang gak tega lihat temennya nangis dan muntah-muntah, akhirnya menghabiskan
semuanya. Itu semua belum berakhir, ketika setelah pelantikan semua harus menutup
mata dan berjalan meuju sungai yang dikomando kakak alumni senior. Disana semua
suruh jongkok dan berdiri di air yang dingin banget sambil memakan menjes(ampas
kedele) dan tempe. Tapi makannya bukan pakai tangan, melainkan dipegang dengan
mulut, jika jatuh maka akan di ambil dan suruh memakan lagi, ada berberapa
pasangan terdiri dari 3 dan 2 orang, jadi ya harus makan tempe atau menjes itu
dari mulut ke mulut dan ketemu mulut dalam keadaan mata tertutup tapi
berpasangannya perempuan dengan perempuan, laki-laki dengan laki-laki. Itu pengalaman
paling mengesankan buat angkatanku.
Seperti
hal-hal di atas, itu bukan penyiksaan atau pem-bullyan. Namun, itu adalah
proses untuk mendidik kita makin kuat mental dan kuat secara fisik. Sama halnya
untuk mendapatkan sesuatu kita harus bekerja dengan keras, agar tidak mudah
untuk melepaskannya.
Kemudian
aku mulai menjalani hal yang ada di organisasi dengan sewajarnya, tapi juga
sering dimental. Aku ingat kejadian menanam tanaman yang di progamkan oleh
kepala sekolah, hasilnya memang gagal, tapi hal itu lama-lama bisa memicu
hubungan persaudaraan kamu antar anggota. Semua bekerja sampai sore bahkan
magrib. Tidak berhenti disitu, masih ada progam kerja yang membuat
kewirausahaan, nah temen-temen memilih membuat telur asin. Awalnya sih
menyenangkan lama-lama bikin bosen, soalnya kita disana sekolah sebagai pelajar
bukan buka wirausaha. Tiap hari membuat telur asin dan pulangnya sore-sore,
bahkan temen-temen suruh menawarkan kepada orang-orang diluar, memang rasanya
enak banget telurnya, bahkan tidak ada yang menyamainya di Turen. Akhirnya daripada
suruh menawarkan kepada warga mending telurnya aku beli sendiri, aku bayar
sendiri, aku buat sendiri, aku makan sendiri. Itu juga kenangan yang gak
terlupakan.
Salama
menjabat dalam organisasi aku yang saat itu menjadi anggota Sie giat yang
koordinatornya hilang entah kemana, anggotanya yang bekerja tinggal aku dan
Hanavi. Sie adat adalah Sie yang paling berat versi teman-teman. Sie adat harus
rela pulang sore-sore gitu, dan cuma dua orang yang bekerja. Lama-lama akhirnya
aku juga akrab dengan Hanavi yang merasa senasip dan seperjuangan dengan aku.
Lama-kelamaan
akhirnya aku mulai akrab dengan teman-teman di organisasi, tapi ada juga yang sangat
membenci aku, gak tau alasannya apa, bahkan sampai aku dipermalukan di forum. Aku
santai ajah sih menghadapi orang seperti itu, dan aku sendiri juga sebel banget
sama tuh anak. Di jurnalis, di Dewan Ambalan, dan dimana-mana dia selalu ajah
mengkritisi aku dengan keras yang gak berdasarkan pada logika dan cuma melihat
dari sisi “kelihatannya”. Aku pernah nangis melawan tuh anak gara-gara pas
diklat Dewan Ambalan baru aku jadi sie konsumsi, seharian gak tidur buat masak.
Aku sebagai coordinator dan anggotaku cuma satu namanya Silvi. Silvi lagi enak
tidur, aku gak tega membangunkannya, akhirnya aku kerja sendirian sama Bu
Yulia. Beliau orang yang aku anggap seperti ibuku sendiri, walaupun sering
dimarahi, aku tetep sayang dengan beliau. Semakin aku sering dibentak-bentak,
dimarahi, semakin rasa ingin tahuku tentang orang tersebut makin besar. Ketika udah
capek seharian bekerja aku malah dihina sama tuh anak yang benci banget sama
aku “mana tanggung jawabmu sebagai sie konsumsi, masa yang suruh nata makanan
itu sie giat, yang benar saja”, habis denger kata-kata itu emosiku memuncak dan
nangis sendirian di kamar mandi, gak mau makan. Padahal yang masak semua itu
aku dan Bu Yulia, aku gak ikut kegiatan sama sekali dan focus ke dapur, dalam
fikiranku “apa salahnya sih aku ikut kegiataan walaupun hanya apel penutupan
sebentar saja” itu yang bikin aku menangis tak henti-henti. Semua anggota Dewan
Ambalan sudah bingung dengan kelakuanku, setelah semua pulang aku baru keluar
dari kamar mandi. Ya itu sebenernya pengalaman pahit juga sih, tapi itulah yang
membuat aku semakin kuat.
Pengalaman
lain yaitu pengembaraan untuk adik kelas, pengembaraan ini bertempat di
Pujiharjo, rutenya jalan sepanjang 10 Km. jalannya naik turun dan
berkelok-kelok. Semua hanya berbekalkan air putih ukurang paling besar,
sedangkan aku hanya berbekalkan air putih seukuran botol air minum 600 ml (ukuran
tanggung). Aku berjalan sendirian dengan Risa, aku dan Risa sama-sama membawa
persediaan makanan yang limit, aku hanya membawa air putih dan gula jawa. Ketika
rasanya mulai gak kuat aku makan gula jawa itu sambil berteduh, kakiku udah
lecet, akhirnya aku bertukar sandal dengan Risa. Aku mulai nyaman dengan sandal
milik Risa, dan kayaknya Risa sendiri juga nyaman memakan sandalku. Untuk kedua
kalinya membawa sandal yang salah ketika pengembaraan. Disanalah akhirnya aku
tahu apa arti teman “Who real friends and who fake friends” teman itu saling
melindungi bukan saling menghujat. Lama-kelamaan akhirnya aku mulai akrab
dengan hampir semua anggota organisasiku.
Pasti
ketika usia-usia remaja seperti yang masa SMA pasti kenal dengan yang namanya
cinta monyet dan semacamnya. Dan itu juga terjadi di organisasi itu wajar, tapi
itu bukan tujuan. Pernah sih ada dua orang yang pernah naksir sama aku, atau
anggota lain yang naksir temannya sendiri. Kalau pengalamanku sih ada dua orang
yang suka aku dan seumuran sama aku, tapi
bisa disebut naksir yang tak terbalas, ada temanku yang juga satu kelas
sama aku dulu, yang kerjaannya tiap hari bertengkar di kelas dan di organisasi,
namun sebenarnya dia suka ke aku, tapi dia gak pernah ngomong, tahu-tahu ketika
aku udah kelas XII dan kejadian itu ketika aku kelas X, dan sekarang dia udah
punya pacar, mungkin dia juga udah lupa dengan perasaan itu, hanya lucu ajah
ketika mengingat itu mungkin, hehe. Dan yang satunya juga temen satu kelas dan
satu organisasi yang juga naksir sama aku, dia gak berani ngomong juga, temenku
yang mencoba ngomong ke aku kalau dia suka sama aku, tapi aku sih gak suka,
jadi aku menjauhi dia sedikit-sedikit. Jadi gak langsung nolak secara frontal
namun lebih halus untuk tetap menjaga perasaan antar teman sebagai teman satu
kelas dan teman satu organisai.
Jika
dilihat dari keseluruhan ceritaku tadi memang sangat susah, tetapi itulah yang
membuat aku dan teman-temanku semakin kuat hingga sekarang, itulah yang
membuatku terbentuk secara fisik dan mental. Bahakan dalam angkatanku temanku
yang saat itu menjabat menjadi wakit ketua ditinggal oleh ketuanya. Dan saat
ini temanku yang menjabat sebagai ketua ditinggal wakilnya dan sekertarisnya. Itulah
namanya yang kurang tanggung jawab. Kalau kita sudah masuk organisasi, mau
tidak mau kita harus mengambil resiko yang telah kita ambil. Dengan sulitnya
perjalanan di organisasi yang membuat aku dan teman-temanku tetap saling setia
terhadap organisasi. Kita masuk bersama dan kita keluar bersama. Kita susah
bersama dan kita senang bersama. Seperti kata pepatah “orang yang berada di sampingmu
ketika kau sedang bersedih, maka dia layak berada di sampingmu ketika kau
bahagia”
Mungkin
itu saja yang bisa saya ceritakan, dan sebenarnya masih banyak lagi
cerita-cerita lain, namun terlalu panjang untuk dideskripsikan, hehe yaudah
semoga tulisan ini bisa bermanfaat untuk anda, jangan diambil sisi negatifnya,
tapi ambil sisi positifnya.