Sabtu, 20 September 2014

lautan cinta di atas kursi taman



Judul: lautan cinta di atas kursi taman
Author: Safira Fausta Ramadhani
Genre: Romace


Bella kembali memakai jaket berwarna merah muda yang sering ia pakai kemanapun ia pergi, sapuan angin tak henti-hentinya menyapu rambut cantik Bella, Bella tetap berjalan menyusuri taman sendirian. Bella melihat pohon-pohon yang rindang dan sejuk disekelilingnya, hingga ahirnya ia duduk di kursi taman yang ada di sebelah bunga-bunga yang ditata dengan indah dan nyaman. Ditengah-tengah menikmati indahnya bunga-bunga sekeliling Bella, Bella juga menikmati kicauan burung-burung yang sedang indah bernyanyi. Bella memang seorang gadis yang suka dengan suasana sendiri. Bella mengeluarkan handphonenya dan memutar lagu dengan menggunakan headset dan mengeluarkan novelnya dari tas. Seorang laki-laki sedang menuju ke arah Bella dan duduk dengan Bella, tanpa berfikir panjang Bella bergeser ke ujung kursi dan laki-laki itu duduk disebelah Bella,walaupun duduk berdua tetapi tak ada satupun kata yang keluar dari Bella maupun lelaki itu. Dengan hal yang sama laki-laki itu melakukan  hal yang sama dengan Bella, ia juga membaca novel, tetapi yang sedang ia baca adalah novel klasik sherlock holmes karya Sir Arthur Conan Doyle yang sangat terkenal hingga sekarang, sedangkan Bella membaca novel bergenre romance karya Tere-liye yang  juga sastrawan, tetapi sastrawan Indonesia. Bella berfikir keras tentang laki-laki yang ada disebelahnya, karena jarng sekali ada orang yang masih suka dengan novel-novel klasik dikalangan remaja-remaja masa kini.
Jarum jam memisahkan Bella dengan laki-laki itu, setelah laki-laki itu melihat jam miliknya, ia segera bangkit dari tempat duduknya dengan langkah yang tegai bagaikan seseorang hendak pergi berperang, Bella menyipitkan matanya dengan alis terangkat ketika melihat laki-laki itu pergi, sikap dingin laki-laki itu membuat Bella sedikit kesal, tetapi Bella tak mau mempermasalahkan itu. Walaupun ia dekat dengan laki-laki itu, tapi tak sedikitpun Bella menatap wajah lelaki itu. 30 menit berselang, Bella juga bangkit dari tempat duduknya, ia menyeret pelan kakinya untuk pergi  ke rumahnya karena sudah siang dan terik matahari semakin menyengat kulitnya. Bella melangkah menuju toko buku yang ada di dekat taman itu dan melihat barisan novel-novel yang tertata rapi di rak buku. Bella memilih satu buku yang bergenre romance, Bella sangat suka buku bergenre romance. Setelah Bella membeli buku itu, Bella langsung pergi ke rumahnya, Bella menyelesaikan tugas-tugas fisika yang diberikan gurunya dan mengerjakan ulang tugasnya karena ia tidak mengumpulkan tugasnya pekan lalu, dengan nada separoh menggerutu ia tetap mengerjakan tugas itu. Keesokan harinya Bella menuju sekolahnya dengan sepedah motor  kesayangannya. Sampai disekolah ia langsung menuju ke kelas dan langsung menggobrol dengan Nico temannya sebangku. Nico teman Bella yang paling cantik di kelas. Bell berbunyi, tak lama kemudian guru fisika bermuka dingin itu datang ke kelas, tapi tak seperti biasanya, ia membawa seorang anak laki-laki. “ perkenalkan ini Fian pindahan dari Surabaya, Fian silahkan duduk di belakang Bella” perintah guru bermuka dingin itu. Fian melewati Bella dengan muka tertunduk dan tetap berjalan melewewati Bella. Di waktu istirahat Bella seperti biasanya keperpustakaan untuk membaca novel-novel terbaru di perpustakaan, dan di ujung rak buku ia melihat lagi Fian, murid baru itu sendirian di perpustakaan. Bella menghampiri Fian, waktu itu Bella sendirian di perpustakaan karena Nico memang tidak suka dengan aroma buku-buku.
 “ hay aku Bella” Bella menjulurkan tangannya ke arah Fian dan Fian memegang tangan Bella “oh, aku Fian, senang berkenalan denganmu”. “ kamu anak baru itukan, pindahan dari SMAN 4 Surabaya” tanya Bella dengan wajah tenang. “ya” jawab Fian dengan singkat. “ ya sudah aku mau kembali ke kelas” jawab Bella dan langsung melangkah pergi. Saat melewati kantin yang ada di sekolah, Bella melihat seseorang yang paling ia puja-puja di dalam hatinya sedang makan berdua dengan seorang perempuan lain. Merah padam muka Bella melihat pemandangan itu, dengan meneteskan air mata Bella langsung pergi ke kelas. Bell pulamg berbunyi dan Bella melihat Fian masih duduk di kursinya sendiri. Bella mendengan ada bkuku tebal yang jatuh ke lantai dari tas Fian, tetapi Fian langsung mengambil dan memasukkan buku itu ke tasnya. Bella langsung saja bergerak pergi ke tempat parkir untuk menjemput sepedah motor kesayangannya yang ia tinggal sejak pagi tadi hingga sore.
Bella menyusuri lorong sekolah, dan melihat Fian duduk sendiri dengan membaca novel bergenre misteri, Bella langsung menuju menghampiri Fian.
“ Fian, boleh aku duduk disini?” sambil menunjuk ke arah bangku kosong disebelah Fian
“ oh ya silahkan Bel”
“ kamu hobi baca novel?” tanya Bella sambil menatap Fian
“iya bel, tapi aku baca novel hanya untuk mengisi waktu kosong” Fian menutup buku itu dan menunduk ke bawah, tetapi tatapan mata Bella tetap pada Fian.
Minggu-minggu berlalu dan semakin lama hubungan Bella semakin dekat dengan Fian, tatpi bukan hanya Bella saja yang semakin dekat dengan Fian, Aldo, Riana, Nico, Hafidz dan Refi juga dekat dengan Fian. Fian meskipun pemalu tetapi ia sangat cerdas, terkadang Bella sampai berfikir bahwa Fian cucu dari Albert Einstein, tokoh fisika yang terkemuka hingga sekarang. Walaupun Fian pandai dibidang matematika dan fisika, tetapi malah Fian menyukai Biologi, yang sama sekali tidak pernah terfikirkan dibenak Bella.
Tetesan air hujan terus membasahi atap-atap sekolahku dan membasasi tumbuhan-tumbuhan di sekolah Bella, udara dingin merasuki tubuh Bella, Bella yang kedinginan hingga bersin-bersin berkali-kali. Guru biologi memberikan tugas, Bella, Fian, Riana, Nico dan Aldi bekerja sama mengerjakan tugas biologi di sekolah dan menunggu hujan reda. Hingga selesai tugasnya, hujan tetap turun, hingga Riana, Nico dan Aldi nekat pulang, dan memakai jas hujan. Tinggal Bella dan Fian yang ada di kelas. Seluruh sekolah sudah sepi tinggal Bella dan Fian. Bella memutuskan ikut nekat dengan jas hujan.perasaan Fian tidak enak hingga ahirnya Fian juga menyusul kepergian Bella dari kelas. Fian mengikuti Bella dari belakang, tapi Bella tidak tau kalau di belakang ada Fian. Bella mengambil jalan pintas agar cepat tiba di rumah. Tiba-tiba sepeda motor Bella di hadang oleh preman-preman bertubuh besar, preman-preman itu ingin mengambil sepedah motor milik Bella, Bella hanya berteriak-teriak minta tolong, dan Fian melihat kejadian itu langsung mengambil balok kayu yang ada di tepi jalan dan menghantamkannya kepada preman-preman itu. Preman-preman melawan pukulan Fian dan menghantam muka Fian sekeras-kerasnya, Bella langsung menelpon polisi, tetapi tidak sampai selesai, handphone Bella langsung di ambil oleh salah satu preman dan menghancurkannya. Fian menyuruh Bella untuk berlari, tetapi Bella langsung dihadang dengan salah satu preman dan menyodorkan pisau ke leher Bella. Fian tidak bisa diam melihat pemandangan itu, dengan jurus-jurus karate yang telah ia pelajari di SMP nya dengan sekuat tenaga ia melawan preman itu walaupun tangan dan muka Fian sudah berdarah-darah. Tetes hujan dan darah bercampur menjadi satu menghiasi muka Fian, tangisan, darah dan hujan juga menghiasi wajah Bella. Hingga ahirnya suara mobil polisi terdengar dan langsung menyerbu preman-preman itu yang hendak kabur. Bella langsung berlari ke arah Fian yang tergeletak di aspal jalan dengan keadaan tidak berdaya. Polisi langsung melarikan Fian ke rumah sakit, Bella mengikuti Fian saat Fian di seret ke Rumah sakit, tangisan keluarga Fian seketika pecah saat itu. Bella yang mendengar tangsian Ibu Fian seketika hai Bella seperti dihantam petir bertubi-tubi. Bella meminta maaf kepada Ibunya Fian.
 Bella setiap hari datang ke rumah sakit usai pulang sekolah dan menunggu Fian hingga sadar, namun sudah 3 hari Fian belum sadar, hingga saat ulang tahun Fian, Bella datang membawa kue ulang tahun dan menyanyikan lagu ulang tahun dengan air mata membasahi lesung pipi Bella. “ Fian, selamat ulang tahun, ayo bangun, tiup lilinnya. Aku menunggumu untuk bangun, ayo Fian, bangun” Bella menangis tersedu-sedu dan menggerakkan tubuh Fian dan Mengguncangkannya. Tangisan Bella pecah, tetapi tak sedikitpun ada gerakan dari Fian, Fian tetap menutup matanya. Ibunya Fian yang melihat pemandangan itu langsung membuka kamar Fian dan memeluk Bella. “Bella sudah cukup, sekarang kamu pulang dulu nak, kasihan Fian, biarkan dia beristirahat dulu” kata Ibunya Fian dengan melepaskan pelukannya. Bella mengambil tasnya dan berpamitan pulang, saat Bella keluar dari ruangan, keajaiban tiba, tangan Fian bergerak dan Ibunya Fian langsung memanggil suster.
Bella tidak sadar sudah tidur hingga 2 hari karena Bella terlalu lelah. Bella menangis setelah bangun dari tidurnya dan menangis karena dia sangat merindukan Fian. Bella mandi dan bergegas untuk ke rumah sakit, tetapi Bella tidak melihat Fian ada di dalam kamar rawatnya. Bella mencoba bertanya kepada suster tetapi jawabannya Fian sudah pulang sejak 3 jam yang lalu. Bella menuju rumah Fian, Bella melihat Fian sudah bangun walaupun tubuhnya masih lemah. Bella yang melihat Fian langsung menghampiri Fian dan memeluk Fian dengan membisikkan ucapan terima kasih kepada Fian.
Satu minggu kemudian Fian sudah sembuh total dan bisa sekolah lagi. Kedatangan Fian disambut teman satu kelasnya. Fian  sangat terharu dengan sambutannya dengan membaca tulisan-tulisan yang ada di papan tulis yang bertuliskan ( selamat datang kembali Aliffian Nuzul) dengan hiasan gambar-gambar yang digambar  Fadli. Setelah Bel pulang sekolah berbunyi Fian menuju taman, kebetulan Bella juga menuju taman tidak sengaja Fian bertemu Bella di taman, Fian yang duduk di kursi taman di bawah pohon dan di antara bunga bunga yang kuncup, sama seperti saat Bella duduk di taman dulu yang ia lakukan. “ Fian, kamu kok ada disini?” tanya Bella. “ aku sering kesini Bel, disini indah dan nyaman, aku suka berada disini, silahkan kalau kamu mau duduk disampingku” Bella langsung duduk disamping Fian. Bella dan Fian sama-sama membuka tas dan mengeluarkan novel, alangkah kagetnya Fian ternyata mengeluarkan buku sherlock holms sama dengan laki-laki yang ada di taman yang dulu juga duduk dengan Bella. Mata Bella terbelak kaget melihat buku itu.
“ Fian, kamu suka dengan buku itu?” tanya Bella dengan menatap Fian.
“ ya aku sangat suka” jawab Fian dengan tetap membaca kata demi kata yang berbaris indah di dalam buku itu.
“apakah 3 bulan yang lalu kamu juga duduk di tempat ini dan membaca buku itu?” tanya Bella semakiningin tau.
“ ya, dan dulu aku duduk disampingmu” Fian menutup bukunya sambil melihat Bella yang sedang tertunduk.
“ aku mengenalmu sudah lama sebelum aku masuk sekolah pertama kali, dan saat itu aku langsung meyukai mu” Fian meneruskan bicaranya.
Mata Bella langsung terbelak kaget, hati Bella dihiasi bunga-bunga wajahnya yang putih kini dihiasi warna merah merona, otaknya tak bisa berhenti berfikir saat Fian mengatakan bahwa Fian suka Bella sejak pertama bertemu. Fian berdiri dan mengambil bunga yang ada disebelah pohon dan memberikannya kepada Bella. “Tuhan,  jangan sampai jantungku meledak disini, aku tak sanggup menatap wajahnya, aku telah tenggelam dalam lautan cinta dalam taman, dan aku juga tak bisa memungkiri bahwa aku juga suka Fian” dalam hati Bella ia terus mengatakannya.“Fian, aku juga menyukaimu, aku selalu khawatir denganmu” Bella mengatakannya dengan menatap Fian yang sedang duduk di sampingnya. Fian menarik tangan Bella dan mengajak Bella untuk melihat air mancur yang ada di taman itu dan bermain dengan Bella sepanjang hari “Bella, biarkan langit, bunga, pohon, air, dan semua yang ada disini menjadi saksi cinta kita”.


tamat