Judul: lautan cinta di atas kursi taman
Author: Safira Fausta Ramadhani
Author: Safira Fausta Ramadhani
Bella
kembali memakai jaket berwarna merah muda yang sering ia pakai kemanapun ia
pergi, sapuan angin tak henti-hentinya menyapu rambut cantik Bella, Bella tetap
berjalan menyusuri taman sendirian. Bella melihat pohon-pohon yang rindang dan
sejuk disekelilingnya, hingga ahirnya ia duduk di kursi taman yang ada di
sebelah bunga-bunga yang ditata dengan indah dan nyaman. Ditengah-tengah
menikmati indahnya bunga-bunga sekeliling Bella, Bella juga menikmati kicauan
burung-burung yang sedang indah bernyanyi. Bella memang seorang gadis yang suka
dengan suasana sendiri. Bella mengeluarkan handphonenya dan memutar lagu dengan
menggunakan headset dan mengeluarkan novelnya dari tas. Seorang laki-laki
sedang menuju ke arah Bella dan duduk dengan Bella, tanpa berfikir panjang
Bella bergeser ke ujung kursi dan laki-laki itu duduk disebelah Bella,walaupun
duduk berdua tetapi tak ada satupun kata yang keluar dari Bella maupun lelaki
itu. Dengan hal yang sama laki-laki itu melakukan hal yang sama dengan Bella, ia juga membaca
novel, tetapi yang sedang ia baca adalah novel klasik sherlock holmes karya Sir
Arthur Conan Doyle yang sangat terkenal hingga sekarang, sedangkan Bella
membaca novel bergenre romance karya Tere-liye yang juga sastrawan, tetapi sastrawan Indonesia.
Bella berfikir keras tentang laki-laki yang ada disebelahnya, karena jarng
sekali ada orang yang masih suka dengan novel-novel klasik dikalangan
remaja-remaja masa kini.
Jarum
jam memisahkan Bella dengan laki-laki itu, setelah laki-laki itu melihat jam
miliknya, ia segera bangkit dari tempat duduknya dengan langkah yang tegai
bagaikan seseorang hendak pergi berperang, Bella menyipitkan matanya dengan
alis terangkat ketika melihat laki-laki itu pergi, sikap dingin laki-laki itu
membuat Bella sedikit kesal, tetapi Bella tak mau mempermasalahkan itu.
Walaupun ia dekat dengan laki-laki itu, tapi tak sedikitpun Bella menatap wajah
lelaki itu. 30 menit berselang, Bella juga bangkit dari tempat duduknya, ia
menyeret pelan kakinya untuk pergi ke
rumahnya karena sudah siang dan terik matahari semakin menyengat kulitnya.
Bella melangkah menuju toko buku yang ada di dekat taman itu dan melihat barisan
novel-novel yang tertata rapi di rak buku. Bella memilih satu buku yang bergenre
romance, Bella sangat suka buku bergenre romance. Setelah Bella membeli buku
itu, Bella langsung pergi ke rumahnya, Bella menyelesaikan tugas-tugas fisika
yang diberikan gurunya dan mengerjakan ulang tugasnya karena ia tidak
mengumpulkan tugasnya pekan lalu, dengan nada separoh menggerutu ia tetap
mengerjakan tugas itu. Keesokan harinya Bella menuju sekolahnya dengan sepedah
motor kesayangannya. Sampai disekolah ia
langsung menuju ke kelas dan langsung menggobrol dengan Nico temannya sebangku.
Nico teman Bella yang paling cantik di kelas. Bell berbunyi, tak lama kemudian
guru fisika bermuka dingin itu datang ke kelas, tapi tak seperti biasanya, ia
membawa seorang anak laki-laki. “ perkenalkan ini Fian pindahan dari Surabaya,
Fian silahkan duduk di belakang Bella” perintah guru bermuka dingin itu. Fian
melewati Bella dengan muka tertunduk dan tetap berjalan melewewati Bella. Di
waktu istirahat Bella seperti biasanya keperpustakaan untuk membaca novel-novel
terbaru di perpustakaan, dan di ujung rak buku ia melihat lagi Fian, murid baru
itu sendirian di perpustakaan. Bella menghampiri Fian, waktu itu Bella
sendirian di perpustakaan karena Nico memang tidak suka dengan aroma buku-buku.
“ hay aku Bella” Bella menjulurkan tangannya
ke arah Fian dan Fian memegang tangan Bella “oh, aku Fian, senang berkenalan
denganmu”. “ kamu anak baru itukan, pindahan dari SMAN 4 Surabaya” tanya Bella
dengan wajah tenang. “ya” jawab Fian dengan singkat. “ ya sudah aku mau kembali
ke kelas” jawab Bella dan langsung melangkah pergi. Saat melewati kantin yang
ada di sekolah, Bella melihat seseorang yang paling ia puja-puja di dalam
hatinya sedang makan berdua dengan seorang perempuan lain. Merah padam muka
Bella melihat pemandangan itu, dengan meneteskan air mata Bella langsung pergi
ke kelas. Bell pulamg berbunyi dan Bella melihat Fian masih duduk di kursinya
sendiri. Bella mendengan ada bkuku tebal yang jatuh ke lantai dari tas Fian,
tetapi Fian langsung mengambil dan memasukkan buku itu ke tasnya. Bella
langsung saja bergerak pergi ke tempat parkir untuk menjemput sepedah motor
kesayangannya yang ia tinggal sejak pagi tadi hingga sore.
Bella
menyusuri lorong sekolah, dan melihat Fian duduk sendiri dengan membaca novel
bergenre misteri, Bella langsung menuju menghampiri Fian.
“
Fian, boleh aku duduk disini?” sambil menunjuk ke arah bangku kosong disebelah
Fian
“
oh ya silahkan Bel”
“
kamu hobi baca novel?” tanya Bella sambil menatap Fian
“iya
bel, tapi aku baca novel hanya untuk mengisi waktu kosong” Fian menutup buku
itu dan menunduk ke bawah, tetapi tatapan mata Bella tetap pada Fian.
Minggu-minggu
berlalu dan semakin lama hubungan Bella semakin dekat dengan Fian, tatpi bukan
hanya Bella saja yang semakin dekat dengan Fian, Aldo, Riana, Nico, Hafidz dan
Refi juga dekat dengan Fian. Fian meskipun pemalu tetapi ia sangat cerdas,
terkadang Bella sampai berfikir bahwa Fian cucu dari Albert Einstein, tokoh
fisika yang terkemuka hingga sekarang. Walaupun Fian pandai dibidang matematika
dan fisika, tetapi malah Fian menyukai Biologi, yang sama sekali tidak pernah
terfikirkan dibenak Bella.
Tetesan
air hujan terus membasahi atap-atap sekolahku dan membasasi tumbuhan-tumbuhan
di sekolah Bella, udara dingin merasuki tubuh Bella, Bella yang kedinginan hingga
bersin-bersin berkali-kali. Guru biologi memberikan tugas, Bella, Fian, Riana,
Nico dan Aldi bekerja sama mengerjakan tugas biologi di sekolah dan menunggu
hujan reda. Hingga selesai tugasnya, hujan tetap turun, hingga Riana, Nico dan
Aldi nekat pulang, dan memakai jas hujan. Tinggal Bella dan Fian yang ada di
kelas. Seluruh sekolah sudah sepi tinggal Bella dan Fian. Bella memutuskan ikut
nekat dengan jas hujan.perasaan Fian tidak enak hingga ahirnya Fian juga
menyusul kepergian Bella dari kelas. Fian mengikuti Bella dari belakang, tapi
Bella tidak tau kalau di belakang ada Fian. Bella mengambil jalan pintas agar
cepat tiba di rumah. Tiba-tiba sepeda motor Bella di hadang oleh preman-preman
bertubuh besar, preman-preman itu ingin mengambil sepedah motor milik Bella,
Bella hanya berteriak-teriak minta tolong, dan Fian melihat kejadian itu
langsung mengambil balok kayu yang ada di tepi jalan dan menghantamkannya
kepada preman-preman itu. Preman-preman melawan pukulan Fian dan menghantam
muka Fian sekeras-kerasnya, Bella langsung menelpon polisi, tetapi tidak sampai
selesai, handphone Bella langsung di ambil oleh salah satu preman dan
menghancurkannya. Fian menyuruh Bella untuk berlari, tetapi Bella langsung
dihadang dengan salah satu preman dan menyodorkan pisau ke leher Bella. Fian
tidak bisa diam melihat pemandangan itu, dengan jurus-jurus karate yang telah
ia pelajari di SMP nya dengan sekuat tenaga ia melawan preman itu walaupun
tangan dan muka Fian sudah berdarah-darah. Tetes hujan dan darah bercampur menjadi
satu menghiasi muka Fian, tangisan, darah dan hujan juga menghiasi wajah Bella.
Hingga ahirnya suara mobil polisi terdengar dan langsung menyerbu preman-preman
itu yang hendak kabur. Bella langsung berlari ke arah Fian yang tergeletak di
aspal jalan dengan keadaan tidak berdaya. Polisi langsung melarikan Fian ke
rumah sakit, Bella mengikuti Fian saat Fian di seret ke Rumah sakit, tangisan
keluarga Fian seketika pecah saat itu. Bella yang mendengar tangsian Ibu Fian
seketika hai Bella seperti dihantam petir bertubi-tubi. Bella meminta maaf
kepada Ibunya Fian.
Bella setiap hari datang ke rumah sakit usai
pulang sekolah dan menunggu Fian hingga sadar, namun sudah 3 hari Fian belum
sadar, hingga saat ulang tahun Fian, Bella datang membawa kue ulang tahun dan
menyanyikan lagu ulang tahun dengan air mata membasahi lesung pipi Bella. “
Fian, selamat ulang tahun, ayo bangun, tiup lilinnya. Aku menunggumu untuk
bangun, ayo Fian, bangun” Bella menangis tersedu-sedu dan menggerakkan tubuh
Fian dan Mengguncangkannya. Tangisan Bella pecah, tetapi tak sedikitpun ada
gerakan dari Fian, Fian tetap menutup matanya. Ibunya Fian yang melihat
pemandangan itu langsung membuka kamar Fian dan memeluk Bella. “Bella sudah
cukup, sekarang kamu pulang dulu nak, kasihan Fian, biarkan dia beristirahat
dulu” kata Ibunya Fian dengan melepaskan pelukannya. Bella mengambil tasnya dan
berpamitan pulang, saat Bella keluar dari ruangan, keajaiban tiba, tangan Fian
bergerak dan Ibunya Fian langsung memanggil suster.
Bella
tidak sadar sudah tidur hingga 2 hari karena Bella terlalu lelah. Bella
menangis setelah bangun dari tidurnya dan menangis karena dia sangat merindukan
Fian. Bella mandi dan bergegas untuk ke rumah sakit, tetapi Bella tidak melihat
Fian ada di dalam kamar rawatnya. Bella mencoba bertanya kepada suster tetapi
jawabannya Fian sudah pulang sejak 3 jam yang lalu. Bella menuju rumah Fian,
Bella melihat Fian sudah bangun walaupun tubuhnya masih lemah. Bella yang
melihat Fian langsung menghampiri Fian dan memeluk Fian dengan membisikkan
ucapan terima kasih kepada Fian.
Satu
minggu kemudian Fian sudah sembuh total dan bisa sekolah lagi. Kedatangan Fian
disambut teman satu kelasnya. Fian
sangat terharu dengan sambutannya dengan membaca tulisan-tulisan yang
ada di papan tulis yang bertuliskan ( selamat datang kembali Aliffian Nuzul)
dengan hiasan gambar-gambar yang digambar
Fadli. Setelah Bel pulang sekolah berbunyi Fian menuju taman, kebetulan
Bella juga menuju taman tidak sengaja Fian bertemu Bella di taman, Fian yang
duduk di kursi taman di bawah pohon dan di antara bunga bunga yang kuncup, sama
seperti saat Bella duduk di taman dulu yang ia lakukan. “ Fian, kamu kok ada
disini?” tanya Bella. “ aku sering kesini Bel, disini indah dan nyaman, aku
suka berada disini, silahkan kalau kamu mau duduk disampingku” Bella langsung
duduk disamping Fian. Bella dan Fian sama-sama membuka tas dan mengeluarkan
novel, alangkah kagetnya Fian ternyata mengeluarkan buku sherlock holms sama
dengan laki-laki yang ada di taman yang dulu juga duduk dengan Bella. Mata
Bella terbelak kaget melihat buku itu.
“
Fian, kamu suka dengan buku itu?” tanya Bella dengan menatap Fian.
“
ya aku sangat suka” jawab Fian dengan tetap membaca kata demi kata yang
berbaris indah di dalam buku itu.
“apakah
3 bulan yang lalu kamu juga duduk di tempat ini dan membaca buku itu?” tanya
Bella semakiningin tau.
“
ya, dan dulu aku duduk disampingmu” Fian menutup bukunya sambil melihat Bella
yang sedang tertunduk.
“
aku mengenalmu sudah lama sebelum aku masuk sekolah pertama kali, dan saat itu
aku langsung meyukai mu” Fian meneruskan bicaranya.
Mata
Bella langsung terbelak kaget, hati Bella dihiasi bunga-bunga wajahnya yang
putih kini dihiasi warna merah merona, otaknya tak bisa berhenti berfikir saat
Fian mengatakan bahwa Fian suka Bella sejak pertama bertemu. Fian berdiri dan
mengambil bunga yang ada disebelah pohon dan memberikannya kepada Bella. “Tuhan,
jangan sampai jantungku meledak disini,
aku tak sanggup menatap wajahnya, aku telah tenggelam dalam lautan cinta dalam
taman, dan aku juga tak bisa memungkiri bahwa aku juga suka Fian” dalam hati
Bella ia terus mengatakannya.“Fian, aku juga menyukaimu, aku selalu khawatir
denganmu” Bella mengatakannya dengan menatap Fian yang sedang duduk di
sampingnya. Fian menarik tangan Bella dan mengajak Bella untuk melihat air
mancur yang ada di taman itu dan bermain dengan Bella sepanjang hari “Bella,
biarkan langit, bunga, pohon, air, dan semua yang ada disini menjadi saksi
cinta kita”.
tamat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar