Jangan Takut Menjadi Anak Organisasi
Nah, untuk kalian yang
baru masuk ke sekolah baru atau mungkin sudah senior yang ingin masuk ke dalam
sebuah organisasi kalian tidak usah khawatir. Saya akan berbagi sedikit cerita
tentang organisasi. Mungkin untuk kalian yang tidak pernah mengikuti organisasi
akan bingung jika ditanya “kamu mau gak ikut organisasi” dan saya juga pernah
seperti itu. Jelas saja saya bingung, saya tidak punya bekal apapun tentang
organisasi dari SD sampai dengan SMP/MTs kemudian saya ditanya semacam itu.
Dari awal memang saya juga berfikir ingin coba-coba, bahkan orang seperti sama
yang mempunyai karakter Ambivert dan tidak senang jika melakukan banyak
aktivitas bisa mengikuti sebuah organisasi.
Pada
awalnya saya ketika mengikuti organisasi sangat-sangat melelahkan untuk saya
dan saya berniat untuk mundur dari organisasi yang saya jalani. Namun, saya
tidak mempunyai keberanian untuk mengatakan ingin keluar dari organisasi,
sehingga lama-lama saya berfikir untuk tetap bertahan saja di organisasi. Yang
membuat saya tetap ingin bertahan adalah di dalam organisasi saya seperti
menemukan sebuah keluarga baru di dalamnya. Karena setiap mengadakan rapat
sering disisipkan seperti bercanda, ketika bertemu juga saling tegur sapa, dan
lain sebagainya.
Ketika
di dalam organisasi saya juga sering mendapat pengalaman suka dan duka. Contoh
pengalaman yang sangat berkesan untuk saya adalah makan muntahan dari salah
satu teman saya yang ahirnya makanan itu digilir oleh kakak-kakak senior,
memang itu menjijikkan, bahkan ada yang menangis dan ada juga yang
muntah-muntah. Ketika dalam situasi seperti itu ada berberapa teman saya
laki-laki yang akhirnya menghabiskan makanan itu karena tidak sanggup melihat
teman-temannya yang perempuan menangis atau muntah-muntah, padahal mereka
sendiri juga tidak suka dengan makanan itu. Pelajaran yang dapat diambil adalah
“kekeluargaan antar teman, saling melindungi teman, dan tidak berfikir egois”.
Di
dalam organisasi juga sering sama yang namanya “gak kompak”, kekompakan itu
sebenarnya bukan karena individunya, tapi karena jalinannya antar individu, rasa kekeluargaan dan TANGGUNG JAWAB bukan
TANGGUNG MENJAWAB. Bicara tentang tanggung jawab, semua pasti ada masalah,
semua pasti mempunyai kendala, dan banyak faktor-faktor lainnya. Namun jika
sudah bicara tanggung jawab, apapun yang ditugaskan untuk kita, apapun yang
diberikan untuk kita, harus di jalankan. Jika kalian misalnya berada di dua
organisasi dan posisi kalian semua sangat penting kalian harus tahu bagaimana
cara membagi diri kalian, membagi diri bukan kalian dibelah gitu bukan, tapi
membagi diri dengan memanagement waktu kalian. Misalnya kalian mengikuti rapat
di organisasi A dan B, kalian tidak boleh meninggalkan salah satu organisasi,
cari mana organisasi yang harus didahulukan kepentingannya, kalau memang
sama-sama penting, kalian bisa memberikan mandat kepada temanmu untuk mewakili
kamu di organisasi yang lain.
Mungkin
di dalam semua organisasi pasti timbul pergesekan antar teman, itu wajar dan
sangat wajar. Jika kalian berada diposisi pelaku kalian lebih baik mengalah dan
mengambil jalur aman, saya ingat yang disampaikan senior saya “merendah untuk
meroket” itu memiliki arti lebih baik kita mengalah untuk mendapatkan sesuatu
yang lebih besar, kalau kita sama-sama egois dan tidak mau mengalah, bisa
dipastikan kalian sama-sama hancur. Kalau kita bertindak sebagai bukan pelaku,
lebih baik kita menjadi netral dan saling meredam pertikaian antar teman. Di
dalam organisasi jangan pernah membawa masalah diluar organisasi masuk ke
organisasi. Contohnya, kalian punya pacar, yang punya mantan di organisasi sama
dengan kalian, ketika di organisasi kalian mempunyai rasa dendam sama mantannya
pacarmu itu. Kalian harusnya punya profesional, jangan mementingkan urusan
pribadi masuk dalam organisasi.
Kalian
pasti dengar dengan kata “senioritas”. Nah, sebenarnya senioritas itu penting,
tapi bukan semena-mena. Saya sendiri pernah punya pengalaman buruk dengan
senior saya, saya sangat membenci senior saya. Seperti di atas, saya tetap
profesional ketika dalam organisasi, meskipun saya benci dia, tetapi itu bukan
menjadi hambatan dalam melakukan tugas saya di organisasi, bahkan jika dia
berpartner dengan saya, di dalam menjalankan tugas saya, saya tidak memandang
dia sebagai musuh tetapi memandang sebagai rekan kerja. Begitupula dengan
teman, jangan memandang rekan di organisasi sebagai musuh meskipun kalian
sedang tidak sejalan dengan rekan anda. Kembali lagi ke topik, mengapa
senioritas itu penting? Senioritas penting itu bukan sebagai pembeda senior
dengan junior, namun rasa menghormatinya. Saya pernah melakukan kesalahan kecil
menurut saya tetapi berdampak besar hingga masuk ke dalam forum yaitu masalah “sopan santun” sopan santun itu
penting, bahkan sangat penting. Sopan santun itu merupakan cerminan dari diri
kalian. Mungkin dulu saya beralasan “itu basic saya” saya sadar saya salah,
bahkan saya sadar mengatakan bahwa itu basic saya adalah salah. Semua orang
pasti memiliki basic yang berbeda-beda, kalau kita egois dan mempertahankan
basic kita masing-masing, bisa dipastikan organisasi kalian akan hancur
lama-kelamaan.
Kalian
juga harus memahami tentang karakter teman satu persatu, bahkan mengetahui
karakter senior dan pembina kalian itu penting. Misalnya kalian bertemu teman
yang suka blak-blakan dan bisa dibilang santai, itu bukan berarti kalian
bencanda sesuka kalian. Menghormati antar teman, senior, dan Pembina itu
penting apapun karakternya. Dan kalian harus tahu batasan-batasan kalian, itu
seperti pengalaman saya yang memuat tentang “sopan santun” saya pernah mebuat
kesalahan dengan bersikap tidak sopan terhadap senior saya hanya karena sebuah
pesan singkat yang mengatakan “kamu” kepada senior saya di dalam pesan singkat.
Secara adat ketimuran apalagi Jawa, itu termasuk tidak sopan walaupun itu
dibenarkan secara Bahasa Indonesia. Padahal saya sendiri dan yang lainnya tahu
bahwa kakak senior saya itu bisa dibilang orangnya santai dan blak-blakan.
Namun sesantai apapun orang, mereka pasti punya hati dan fikiran kan? Nah itu
alasannya kalian harus tetap sopan kepada teman, senior dan lain sebagainya.
Tentang
basic kalian dan organisasi, mungkin tadi sedikit udah disinggung di atas.
Mislanya saya sendiri yang tidak mau melakukan hal yang bikin capek, itu memang
karakter saya yang bisa dibilang “orang yang hemat energi” bukan pemalas.
Bagaimana cara beradaptasi dengan organisasi dan basic yang kalian miliki.
Misalnya saya memiliki karakter seperti itu, di dalam organisasi saya lebih
diposisikan untuk seorang pemikir dan pekerja daripada pelaksana. Contohnya
saya pernah menjabat sebagai Sie Giat, Sie konsumsi, Sie keamanan, Sie lomba
mading, Sie pembinaan dan pengembangan, dan Sekertaris. Bisa dibilang jabatan
saya termasuk kategori berat apalagi menjadi Sie Giat yang sama dengan Sie
acara+L.O(pengkoordinir)+Sie giat itu sendiri, apalagi menjadi sekertasis,
pasti bayangan kalian pasti berat penjadi pengurus harian semacam sekertaris.
Malah dari Sie di atas menjadi Sie keamanan adalah Sie yang mudah
kelihataannya, namun aku paling gagal ketika mejadi Sie keamanan. Maka dari
itu, “Jangan pernah menilai segala sesuatu dari kelihataannya dan katanya”,
namun “Nyatanya”.
Mungkin
hanya itu sedikit pengalaman saya tentang organisasi dan segala bentuk sikap,
pendidikan moral, dan lain sebagainya. Sehingga jangan percaya lagi dengan yang
“katanya-katanya” di dalam organisasi, tapi buktikan sendiri. Namun, yang
penting dalam organisasi adalah tanggung jawab dan management waktu. Kalian
juga harus memperhitungkan sekolah, kewajiban kalian terhadap tuhan kalian,
tugas kalian sebagai anak, tugas kalian sebagai warga Negara.
By:
Safira Fausta Ramadhani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar