Sabtu, 29 Agustus 2015

Tips dan artikel

Jangan Takut Menjadi Anak Organisasi

Nah, untuk kalian yang baru masuk ke sekolah baru atau mungkin sudah senior yang ingin masuk ke dalam sebuah organisasi kalian tidak usah khawatir. Saya akan berbagi sedikit cerita tentang organisasi. Mungkin untuk kalian yang tidak pernah mengikuti organisasi akan bingung jika ditanya “kamu mau gak ikut organisasi” dan saya juga pernah seperti itu. Jelas saja saya bingung, saya tidak punya bekal apapun tentang organisasi dari SD sampai dengan SMP/MTs kemudian saya ditanya semacam itu. Dari awal memang saya juga berfikir ingin coba-coba, bahkan orang seperti sama yang mempunyai karakter Ambivert dan tidak senang jika melakukan banyak aktivitas bisa mengikuti sebuah organisasi.
Pada awalnya saya ketika mengikuti organisasi sangat-sangat melelahkan untuk saya dan saya berniat untuk mundur dari organisasi yang saya jalani. Namun, saya tidak mempunyai keberanian untuk mengatakan ingin keluar dari organisasi, sehingga lama-lama saya berfikir untuk tetap bertahan saja di organisasi. Yang membuat saya tetap ingin bertahan adalah di dalam organisasi saya seperti menemukan sebuah keluarga baru di dalamnya. Karena setiap mengadakan rapat sering disisipkan seperti bercanda, ketika bertemu juga saling tegur sapa, dan lain sebagainya.
Ketika di dalam organisasi saya juga sering mendapat pengalaman suka dan duka. Contoh pengalaman yang sangat berkesan untuk saya adalah makan muntahan dari salah satu teman saya yang ahirnya makanan itu digilir oleh kakak-kakak senior, memang itu menjijikkan, bahkan ada yang menangis dan ada juga yang muntah-muntah. Ketika dalam situasi seperti itu ada berberapa teman saya laki-laki yang akhirnya menghabiskan makanan itu karena tidak sanggup melihat teman-temannya yang perempuan menangis atau muntah-muntah, padahal mereka sendiri juga tidak suka dengan makanan itu. Pelajaran yang dapat diambil adalah “kekeluargaan antar teman, saling melindungi teman, dan tidak berfikir egois”.
Di dalam organisasi juga sering sama yang namanya “gak kompak”, kekompakan itu sebenarnya bukan karena individunya, tapi karena jalinannya antar individu,  rasa kekeluargaan dan TANGGUNG JAWAB bukan TANGGUNG MENJAWAB. Bicara tentang tanggung jawab, semua pasti ada masalah, semua pasti mempunyai kendala, dan banyak faktor-faktor lainnya. Namun jika sudah bicara tanggung jawab, apapun yang ditugaskan untuk kita, apapun yang diberikan untuk kita, harus di jalankan. Jika kalian misalnya berada di dua organisasi dan posisi kalian semua sangat penting kalian harus tahu bagaimana cara membagi diri kalian, membagi diri bukan kalian dibelah gitu bukan, tapi membagi diri dengan memanagement waktu kalian. Misalnya kalian mengikuti rapat di organisasi A dan B, kalian tidak boleh meninggalkan salah satu organisasi, cari mana organisasi yang harus didahulukan kepentingannya, kalau memang sama-sama penting, kalian bisa memberikan mandat kepada temanmu untuk mewakili kamu di organisasi yang lain.
Mungkin di dalam semua organisasi pasti timbul pergesekan antar teman, itu wajar dan sangat wajar. Jika kalian berada diposisi pelaku kalian lebih baik mengalah dan mengambil jalur aman, saya ingat yang disampaikan senior saya “merendah untuk meroket” itu memiliki arti lebih baik kita mengalah untuk mendapatkan sesuatu yang lebih besar, kalau kita sama-sama egois dan tidak mau mengalah, bisa dipastikan kalian sama-sama hancur. Kalau kita bertindak sebagai bukan pelaku, lebih baik kita menjadi netral dan saling meredam pertikaian antar teman. Di dalam organisasi jangan pernah membawa masalah diluar organisasi masuk ke organisasi. Contohnya, kalian punya pacar, yang punya mantan di organisasi sama dengan kalian, ketika di organisasi kalian mempunyai rasa dendam sama mantannya pacarmu itu. Kalian harusnya punya profesional, jangan mementingkan urusan pribadi masuk dalam organisasi.
Kalian pasti dengar dengan kata “senioritas”. Nah, sebenarnya senioritas itu penting, tapi bukan semena-mena. Saya sendiri pernah punya pengalaman buruk dengan senior saya, saya sangat membenci senior saya. Seperti di atas, saya tetap profesional ketika dalam organisasi, meskipun saya benci dia, tetapi itu bukan menjadi hambatan dalam melakukan tugas saya di organisasi, bahkan jika dia berpartner dengan saya, di dalam menjalankan tugas saya, saya tidak memandang dia sebagai musuh tetapi memandang sebagai rekan kerja. Begitupula dengan teman, jangan memandang rekan di organisasi sebagai musuh meskipun kalian sedang tidak sejalan dengan rekan anda. Kembali lagi ke topik, mengapa senioritas itu penting? Senioritas penting itu bukan sebagai pembeda senior dengan junior, namun rasa menghormatinya. Saya pernah melakukan kesalahan kecil menurut saya tetapi berdampak besar hingga masuk ke dalam forum  yaitu masalah “sopan santun” sopan santun itu penting, bahkan sangat penting. Sopan santun itu merupakan cerminan dari diri kalian. Mungkin dulu saya beralasan “itu basic saya” saya sadar saya salah, bahkan saya sadar mengatakan bahwa itu basic saya adalah salah. Semua orang pasti memiliki basic yang berbeda-beda, kalau kita egois dan mempertahankan basic kita masing-masing, bisa dipastikan organisasi kalian akan hancur lama-kelamaan.
Kalian juga harus memahami tentang karakter teman satu persatu, bahkan mengetahui karakter senior dan pembina kalian itu penting. Misalnya kalian bertemu teman yang suka blak-blakan dan bisa dibilang santai, itu bukan berarti kalian bencanda sesuka kalian. Menghormati antar teman, senior, dan Pembina itu penting apapun karakternya. Dan kalian harus tahu batasan-batasan kalian, itu seperti pengalaman saya yang memuat tentang “sopan santun” saya pernah mebuat kesalahan dengan bersikap tidak sopan terhadap senior saya hanya karena sebuah pesan singkat yang mengatakan “kamu” kepada senior saya di dalam pesan singkat. Secara adat ketimuran apalagi Jawa, itu termasuk tidak sopan walaupun itu dibenarkan secara Bahasa Indonesia. Padahal saya sendiri dan yang lainnya tahu bahwa kakak senior saya itu bisa dibilang orangnya santai dan blak-blakan. Namun sesantai apapun orang, mereka pasti punya hati dan fikiran kan? Nah itu alasannya kalian harus tetap sopan kepada teman, senior dan lain sebagainya.
Tentang basic kalian dan organisasi, mungkin tadi sedikit udah disinggung di atas. Mislanya saya sendiri yang tidak mau melakukan hal yang bikin capek, itu memang karakter saya yang bisa dibilang “orang yang hemat energi” bukan pemalas. Bagaimana cara beradaptasi dengan organisasi dan basic yang kalian miliki. Misalnya saya memiliki karakter seperti itu, di dalam organisasi saya lebih diposisikan untuk seorang pemikir dan pekerja daripada pelaksana. Contohnya saya pernah menjabat sebagai Sie Giat, Sie konsumsi, Sie keamanan, Sie lomba mading, Sie pembinaan dan pengembangan, dan Sekertaris. Bisa dibilang jabatan saya termasuk kategori berat apalagi menjadi Sie Giat yang sama dengan Sie acara+L.O(pengkoordinir)+Sie giat itu sendiri, apalagi menjadi sekertasis, pasti bayangan kalian pasti berat penjadi pengurus harian semacam sekertaris. Malah dari Sie di atas menjadi Sie keamanan adalah Sie yang mudah kelihataannya, namun aku paling gagal ketika mejadi Sie keamanan. Maka dari itu, “Jangan pernah menilai segala sesuatu dari kelihataannya dan katanya”, namun “Nyatanya”.
Mungkin hanya itu sedikit pengalaman saya tentang organisasi dan segala bentuk sikap, pendidikan moral, dan lain sebagainya. Sehingga jangan percaya lagi dengan yang “katanya-katanya” di dalam organisasi, tapi buktikan sendiri. Namun, yang penting dalam organisasi adalah tanggung jawab dan management waktu. Kalian juga harus memperhitungkan sekolah, kewajiban kalian terhadap tuhan kalian, tugas kalian sebagai anak, tugas kalian sebagai warga Negara.


By: Safira Fausta Ramadhani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar