SAHABAT
DIBALIK HUJAN
Judul: sahabat dibalik hujan
Genre: Adventure
Masih segar diigatan, gadis yang
selalu tertawa, mata yang berbinar tajam dan seluruh raut wajah yang
menggambarkan sosoknya yang begitu lemah lembut. Dialah gadis sederhana dengan
seribu kenangan yang terukir indah dalam benakku.Walaupun badai menghujani
setiap langkahnya, walau meriam berkali-kali ditembakkan, tapi dia tetap
tersenyum sambil menari dibawah kehangatan kasih sayangnya.
“Nico, temui aku di warung depan sawah
yang sering kita kunjungi” aku mengirimkan pesan singkatku ke temanku Nico, aku
menunggunya hingga lima belas menit, kemudian aku melihatnya menggenakan jaket
hijau kesukaannya.
“ada
apa kok aku disuruh kesini?”
“aku
hanya ingin bersantai denganmu, dan aku lagi ingin menelaktirmu makan dan
menikmati hijaunya sawah diseberang sana”
Secangkir the dipesan Nico dan
semangkuk mie pangsit kesukaannya, dan aku memesan secangkir kopi dan semangkuk
mie.Tiba-tiba mendung dating, sedikit demi sedikit air turun dari langit dan
membasahi daun-daunan dan semuanya.Dua menit kemudian dua mangkuk mie dating
menghampiri aku dan Nico.
“inilah
saat-saat yang membuatku teringat kejadian ketika aku MTs, saat-saat semua
hening dan dibalut dengan dinginnya hujan” aku menatap Nico yang sedang
mengamati mie di depan matanya.
“emangnya
kenapa waktu kamu MTs Ran?”
“aku
teringat saat pulang sekolah dan waktu itu aku dan seorang temanku kehujanan
dan basah kuyup, aku mencari tempat berteduh, dan disinilah tempatnya”
“
siapa namanya?”
“
Nana, dia temanku mulai aku SD sampai
sekarang, dan kini aku udah berpisah sama dia, tapi bukan berarti aku sudah
tidak menganggapnya sahabat lagi”
Aku menyesapi kopi yang ada
dihadapanku, aku menikmati setiap rasa
yang ada di dalamnya sambil aku menginggat kejadian yang tak penah aku lupakan
ketika aku masih sekolah dibangku MTs.
Nico menatapku dengan ekspresi bertanya-tanya. Matanya berbinar-benar,
seolah-olah ia masih ingin mendengarkan ceritaku tentang sosok sahabatku waktu
MTs. Aku dan Nico mulai menyantap makanan yang tersedia di depan kami. Makanan
yang rasanya tak pernh berubah dari dulu hingga kini, namun semua itu berasa
ada yang aneh saat tak ada Nana di sampingku.Makanan itu lama-lama habis, hujan
belum reda, sehingga aku dan Nico memutuskan untuk berteduh disana dan
menikmati kopi.
Sebuah kehangatan menyelimuti aku dan
Nico.Aku dan Nico mulai membicarakan cerita-cerita tentang di sekolah. Keadaan
semakin hangat saat kami membicarakan tentang kejadian yang paling lucu saat
SMA, memang aku dan Nico baru kenal, tapi aku sangat senang dengannya.
“Rani,
tolong dong lanjutkan ceritamu tadi tentang sahabatmu di MTs”
“
dulu aku dan Nana selalu bersama mulai kecil, apalagi rumahnya dekat denganku.
Selama aku bersahabat dengannya aku
hanya sekali bermusuhan dengannya, karena urusan sepele, dan aku
memutuskan untuk meminta maaf sama dia, karena aku gak bias hidup sendirian”
Kejadian setahun yang lalu saat aku
dinyatakan telah lulus dari MTs, itu merupakan berita yang baik untukku namun
juga berita yang sangat menyakitkan, karena aku akan berpisah dengan teman-temanku.
Aku tak pernah bisa melupka raut wajah teman-temanku saat dinyatakan semua
lulus 100%. Aku hany terpaku teringat kepada sosok sahabatku dulu yang lulus
dengan nilaiyang sangat minim, aku bisa merasakan kesedihannya saat semua
mimpinya bisa bersekolah di sekolah favorit denganku, dan itu juga merupakan
tekanan batin untukku karena aku akan berpisah dari sahabatku.
“hay, kenapa kamu melamun” Nico
membuyarkan lamunanku.
“gakpapa ko, aku hanya teringat dengan
masa laluku dengan sahabatku, ayo ikut aku, kita ke sawah”
“hujan-hujan begini mau ke sawah?
Basah kuyup donk”
“nggak kok, nanti disana kita ke gubuk
di pinggir sawah, mungkin cuma kehujanan sedikit”
Aku dan Nico berlari-larian ke sawah
di saat hujan deras, sehingga bajuku dan Nico kotor.Saat sampai di Gubuk aku
langsung duduk dan melepaskan jaketku yang basah kuyup.
“ kenapa sih kita harus kesini” Nico
marah-marah karena diajak hujan-hujanan, karena dia tidak suka dengan hujan”
“ko, lihat deh disini banyak banget
pemandangan yang indah, kita bisa merasakan alam, kita bisa menyatu dengan alam
dan ini sangat menynangkan bukan”
Nico tetap terdiam dan melihat apa
saja yang ada di sekelilingnya. Aku memandangi raut wajah Nico yang mulai
kelihatan senang ketika melihat hamparan pematan sawah dan sungai yang mengalir
begitu deras karena debit airnya semakin bertambah karena hujan. Aku masih
tetap mengingat kejadian saat aku dan Nana ada di gubuk ini.Aku membuka
ponselku dan melihat fotoku dengan Nana saat ada di gubuk ini, tiba-tiba air
mata menetes, dan aku tak sanggup menahan itu semua. Nico tampak kebingunan
melihatku menangis, aku hanya diam dan mengusap setiap air mata yang membasahi
pipiku.Nico langsung mendekap tubuhku yang menggigil besamaan dengan hujan yang
semakin deras.Semua ingatanku tertuju pada sosok yang selalu ada bersamaku,
sosok yang selalu tersenyum, sosok yang selalu menjagaku, sosok yang selalu
mengajarkanku tentang hidup ini, dialah Nana sahabat yang selalu aku terbayang
diingatanku.
“ Nico, ayo kita pulang, aku bawa jas
hujan kok di bagasi sepeda motorku”
Nico mengikuti ajakanku, saat mau
menyebrang untuk kembali ke warung, aku bertemu sosok laki-laki tinggi berada
di luar rumah dan duduk di atas sepeda motor, aku amati lekat-lekat wajahnya,
aku teringat pada sosok laki-laki yang pernah aku suka i. Ya, dialah Aziz,
tidak salah lagi. Jantungku semakin berdebar lebih kencang dan Nico semakin
gelisah melihat raut wajahku yang benar-benar ketakutan.Tiba-tiba Aziz menoleh
dan melihatku dengan Nico.Jantungku semakin berdetak kencang, aku berlari
menuju sepedah motorku dan menyeret Nico untuk naik.Aku memacu kecepatan sepeda
motorku, tapi Aziz masih mengejar, hingga aku tak sadar menabrak pohon di
pinggir jalan.Aku tak sadarkan diri, Nico berteriak-teriak meminta bantuan.Aziz
yang mengetahui itu langsung kabur.
Aku melihat langit-langit putih dan
kosong, dalam hatiku timbul pertanyaan dimanakah aku sekarang.Tak ada
seorangpun di dalam ruang.Tiba-tiba muncul seseorang menggenakan jas putih, dia
ternyata dokter yang merawatku.Di balik pintu ada Nico yang sedang berbicara
dengan dokter. Tiba-tiba Nico membuka pintu dan mendekatiku
“ aku dimana ko? Kenapa aku disini?”
“kamu di rumah sakit Ran, kamu habis
kecelakaan sama aku kemarin”
“ sekarang kamu baik-baik saja kan?”
“iya, aku gakpapa kok”
“kata dokter mungkin besok kamu sudah
boleh pulang kok”
Aku terus mengingat-ngingat kejadian
sebelum aku di rumah sakit.Aku teringat sebelum aku kecelakaan aku dengan Nico
pergi ke sawah dan aku di kejar-kejar Aziz.Di balik pintu ada seseorang memakai
jilbab putih tiba-tiba membuka pintu dan aku melihat Nana masuk ke ruanganku
dan mendekatiku.Aku langsung berdiri, memeluknya dan menangis.Tangisanku pecah
ketika aku bertemu Nana, gadis yang sangat aku rindukan ternyata hadir di
depanku.Aku tidak pernah menyangka bisa bertemu Nana.
“kenapa kamu kok bisa sampai
kecelakaan Ran?”
“kamu masih ingat kan sama Aziz, cowok
brengsek yang udah membuat hubunganku dengan Sri jadi musuh. Aku bertemu dia,
dia mengejarku sampai aku harus mengebut dan ahirnya aku menabrak sebuah pohon”
“apakah dia masih ingin menyelakaimu?”
“sepertinya begitu, dari raut wajahnya
yang seperti menyimpan dendam denganku, karena hubungannya dengan Sri kandas
gara-gara aku”
“sudahlah, jangan difikir, tadi yang
di depan itu temanmu?”
“iya, itu temenku di SMA, namanya
Nico”
Satu jam aku bersama Nana, berbicara
banyak dan melampiaskan semua rasa rindu karena lama tidak bertemu. Mulai dari
nostalgia kisah-kisah MTs sampai kisah-kisah di SMA.Hari ini adalah salah satu
hari yang paling membuatku bahagia.Nico dan Nana bersama, tertawa bersama, dan
semua itu menjadikan suasana semakin
hangat.
temae udah keren,tapi masih bisa panjangin lgi,masih perlu diedit ke-typo anya hehe,overall keren banget
BalasHapusiya emang dik
BalasHapuskayak seolah" masih ada episode selanjutnya
hehehe
ya tak mikir konsep lagi buat menjadikan cerpen ini jadi lebih baik
makasih ya dik
arigatou ghozaimashu