Author: safira fausta ramadhnai
Genre: komedi
Judul: demam
narsis
Perkenalkan, namaku Fira. Aku gak tau kenapa teman-temanku
memanggil aku Fira, padahal namaku Safira Fausta Ramadhani. Ya, begitulah,
terkadang aku tidak bisa memahami pikiran temankku sendiri, apalagi yang ada
kaitannya sama narsis. What? Narsis? Apaan tuh? Narsis itu suatu kelompok yang
mempertahankan perbedaan. Eh, bukan, itu rasis namanya. Narsis boleh-boleh
saja, penting gak boleh rasis.
Narsis itu bisa dimana ajah, mulai di cafe, pantai, hotel,
warnet, rumah sakit, dan herannya lagi, sangking narsisnya sampai narsis di
kamar mandi. Oh my god, negara kita benar-benar ada badai narsis nasional. Mulai
Sabang sampai Merauke semua orang suka dengan narsis. Narsis biasanya
diwujudkan dengan foto selfie yang gak jelas dimana titik fokusnya, gak jelas
mana obyek yang difoto, gak jelas mana segi estetikanya, gak jelas teorinya,
yang penting foto. Sangking narsisnya orang Indonesia sampai-sampai menciptakan
sebuah alat untuk narsis, hebat banget kan. Nama alat buat narsis namanya “Tongsis”
kalau dilihat dari namanya sepertinya kayak buatan Cina. Ternyata tongsis itu
singkatan dari “tongkat narsis”. Gila bener deh narsisnya.
Itu salah satu selfie waktu pelajaran matematika yang
nggeboringin, menyebalkan, bikin mimisan, bikin kesurupan massal, dan pastinya
bikin serangan jantung mendadak. Gimana gak serangan jantung, waktu enak-enak
tidur waktu pelajaran matematika eh meja gue di goyang-goyangin, gue lari
histeris sambil teriak gempa-gempa, gue kira gempa bumi. Sialan banget deh tuh
orang. Keesokan harinya waktu terima rapot dapat nilai sikap C. Di gebukin deh
gue sama ayah dan ibu. Ya begitulah cerita yang gak jelas banget. Foto itu di
abadikan waktu aku dan Nisa teman satu bangkuku mendengarkan penjelasan tentang
hubungan lingkaran yang sama sekali gak bisa diterima otakku sampai satu kelas
banjir gara-gara air liur temen-temen sekelas yang mlongo melihat penjelasan
Pak Adi.
Aku paling males kalau di suruh fotoin
temen-temen, mesti banyak yang komen kalau fotonya jelek.
“ lho Fir, kenapa fotoku kok jelek sih”
“emang loe fikir wajah loe cantik apa
minta foto loe cantik. Nggayal deh”
“ kan sekarang ada camera 360, orang
jelek bisa jadi cantik. Loe gaptek sih”
“terserah
loe ajah deh”
Bikin males
banget kan sama selfie-selfie, kalau fotonya jelek yang jadi kambing hitam
selalu yang fotoin tuh foto. Aku teringat waktu jenguk temenku yang sakit mata
malah di ajak foto pakai flash, langsung deh keesokan harinya dia jadi buta. Belum
lagi kalau mendapati foto yang bibirnya mincur-mincur kayak orang lagi sariawan,
hahaha lucu banget.
“eh, loe
lagi sariawan ya Fan?
“ aku lagi
selfie tau, yang kayak gini likers nya paling banyak di facebook”
Aku langsung
tepok jidat tau penjelasan Fani yang kayak gitu. Setelah foto selfie-selfi biasanya
langsung di upload di jejaring sosial kayak Facebook, twitter, instagram, path,
dan lain sebagainya. Bahkan di notifikasi facebook gue tiap detik selalu di
beranda banyak banget foto-foto allay yang bertebaran di beranda facebook. Belum lagi di BBM yang tiap detik juga banyak
yang ganti foto DP, dan gue amati semua bibirnya lagi sariawan sampai kalau
foto harus mincur-mincur sambil angkat dua jari. Maklum lah kalau barusan Pak
Jokowi jadi presiden dari nomer urut dua. Tapi gak gitu-gitu juga kali.
Aku sering
nemuin foto-foto temen-temenku yang cantik banget, padahal aslinya gak banget. Kayak
foto ini
Nah tuh foto salah satu foto diantara ribuan foto yang di
edit sampai beda banget sama aslinya. Kalau orang tau aslinya kayak gitu, pasti
banyak yang kejang-kejang dan langsung lari dari bumi. Ntah lari kemana, mungkin
mau lari ke Galaxy Andromeda. Eh tuh namanya galaxy atau namanya seri
handphone. Ah, sudahlaaaaahhhhhh.
Memang banyak banget yang ingin mengabadikan setiap moment
dalam hidup, tapi kalau keterlaluan juga gak bagus. Kita bisa jadi dinilai
jelek sama orang lain karena posting-posting di jejaring sosial dengan
foto-foto yang tidak pantas dilihat mata atau foto-foto yang terlalu diedit
sampai parahnya tingkat dewa.
wahahaha,kocak fir,ngakak aku. banyak yang True story,bener banget.
BalasHapusumak pancen ngeten (y)
hahaha
BalasHapusmakasih dik
cerpenmu yo keren kok