Jumat, 28 September 2018

ARTIKEL


MACAM-MACAM INTROVERT YANG SAYA KENAL
            Apa yang ada dalam fikiran kalian ketika mendengarkan kata “introvert”? orang yang tertutup? Pendiam? Dan lain sebagainya. Disini saya sebagai seseorang ekstrovet yang mempunyai berberapa teman introvert ingin memperkenalkan macam-macam introvert yang saya kenal. Pengertian introvert dari berberapa sumber adalah orang yang mendapatkan energi dengan berada dalam kesendirian (Solitude).
            Dalam masyarakat seringkali terjadi kesalahpahaman tentang keberadaan introvert, introvert sendiri mempunyai bermacam-macam karakter, bahkan banyak tokoh-tokoh besar dalam sejarah yang merupakan seorang introvert. Disini saya hanya menyebutkan berberapa macam karakter dari masing- masing introvert yang saya kenal menggunakan nama yang bukan sebenarnya demi privasi mereka.
            Saya mempunyai dua orang teman yang secara test MBTI (Myers-Briggs Type Indicator) yaitu INTJ, namun mereka mempunyai tipe kognitif fungsi dominan yang sama namun memiliki perbedaan karakter, sebut saja Faris dan Juna. Mereka mempunyai kesamaan memiliki ide-ide orsinil dan kreatif, membuat perencanaan yang matang dan hati-hati dalam mengambil keputusan, namun disegi ini Si Juna lebih condong ke rasional dan logika, tetapi Si Faris lebih memperhitungkan juga logika dan perasaan. Baik si Juna dan si Faris mereka benar-benar pandai menahan emosi, ketika Juna dan Faris bertemu dengan sesuatu yang akan memancing emosi keduanya, Si Faris akan langsung mengalihkan pembicaraan, dan Si Juna langsung pergi ke tempat lain tanpa berkata apapun, dan kembali lagi setelah moodnya mulai membaik. Dan perbedaan secara spesifik diantara mereka adalah sifat perfeksionis, dimana Si Juna sangat-sangat perfeksionis dan cenderung mendetail dan ketika ada sesuatu yang menurutnya kurang pas, langsung ia mengganti dari awal, sedangkan Si Faris dia tidak terlalu perfeksionis tetapi masih memperhitungkan secara logika dan perasaan apakah hal tersebut pantas atau tidaknya.
            Ketiga, saya mempunyai teman bernama Agung, dia seseorang tipe intuitive, penuh perhitungan dalam pembuatan rencana, dan tegas terhadap dirinya sendiri dan memiliki empati yang tinggi terhadap orang lain maupun mahluk hidup lain (bisa saja tumbuhan ataupun hewan), tetapi dia sangat tahu bagaimana cara menempatkan empatinya. Banyak orang yang mengenal dia sebagai karakter yang cool dan cuek, tetapi dia juga mempunyai banyak teman, bahkan dia sering ngopi bareng dengan teman-temannya, memahami banyak karakter orang dengan cepat.
            Keempat, adalah teman saya sebut saja barbie. Dia cewek yang mempunyai karakter introvert yang cenderung sangat tertutup, 80% temannya berada di dunia game atau di dunia maya. Dia cenderung tidak menyukai sesuatu yang melibatkan banyak orang, namun ketika berada di dalam suatu ruang yang hanya melibatkan dia dan lawan bicaranya, dia sangat enak jika diajak berkomunikasi, menjadi pendengar yang baik dan pembicara yang baik, dia sendiri tipe feeling, namun karena dia hanya mempunyai 20% teman di dunia nyata, membuat dia sedikit terlihat mengisolasi diri, penulis sendiri berberapa kali mencoba mendekati dia agar dia menyadari bahwa teman di dunia nyata juga penting. Saran dari penulis, jika menemukan orang dengan karakter seperti ini bukan malah ditinggalkan ataupun ikut dikucilkan, namun ajak dia untuk berkomunikasi, karena semakin lama ia dibiarkan sendiri, semakin dia menciptakan dunianya sendiri dan menyebabkan dia menjadi anti sosial.
            Kelima, adalah teman saya sebut saja Tomi, saya sebelumya tidak pernah mengenal maupun bertemu dengan dia sama sekali, namun karena suatu kejadian tidak terduga saya bertemu dengan dia dan bertatap muka dalam waktu sekilas tanpa pembicaraan apapun, namun saya dapat menyimpulkan bahwa dia seorang introvert. Sama halnya seperti amoniak, tanpa kita menguji pH nya, hanya cukup kita mencium baunya sudah dapat menyimpulkan bahwa pH larutan tersebut pasti di atas 7. Sama halnya dengan kasus ini, hanya melihat dia satu kali dan tanpa pembicaraan apapun, penulis akan langsung menebak bahwa dia seorang introvert, mungkin dari gambaran introvert-introvert yang saya kenal diatas andaikan diibaratkan mereka mempunyai kadar sekitar 50-70% tetapi mungkin si Tomi kadar introvertnya sekitar 80% atau lebih. Untuk saat ini saya sendiri belum pernah berkomunikasi secara langsung dengan si Tomi, karena ada berberapa rule yang harus saya patuhi ketika bertemu dengan dia, sebenarnya saya ingin berkomunikasi langsung dengan dia, namun karena kesibukan dia dan saya membuat sulitnya kita untuk pertemu.
            Sebenarnya saya mempunyai banyak teman yang introvert, namun tidak bisa saya deskripsikan satu persatu karena akan sangat panjang nanti hehe. Introvert-introvert yang saya deskripsikan diatas merupakan gambaran berberapa teman introvert saya yang menurut saya cukup unik. Untuk saya sendiri hampir semua introvert itu unik, dan saya sangat senang mengenal mereka, karena saya ekstrovert, dimana ekstrovert menyukai bersosialisasi, ekstrovert dan introvert sendiri menurut saya adalah pasangan yang pas, karena yang satu menjadi pembicara yang baik yang satunya adalah pendengar yang baik, oleh sebab itu, banyak teman saya lebih banyak yang introvert daripada yang ekstrovert. Sebenarnya introvert dengan anti sosial, ataupun pendiam, ataupun pemalu itu berbeda. Ada teman saya yang introvert, namun dia punya sisi yang ceria dan kekinian, ada juga teman saya yang introvert, namun sekarang menjabat sebagai ketua umum, bahkan ada berberapa dosen saya yang introvert. Bagi seorang introvert bisa saja mereka berkomunikasi aktif dengan orang disekitarnya, namun dapat menguras energi mereka.
            Dari gambaran diatas, saya tidak bermaksut men-judge siapapun, untuk si Tomi, saya tidak berani menggambarkan dia keseluruhan karena saya belum pernah secara langsung bertemu dengan dia, dan penilaian murni dari saya sendri, sehingga kemungkinan ada juga kesalahan karena keterbatasan saya memahami seseorang, dan saya meminta maaf jika hal tersebut terjadi
            Semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semua.


Sabtu, 25 Februari 2017

artikel

Mahasiswa Story

            Jarang banget aku update cerpen, opini, dan lain-lain ya. Sebenarnya aku sulit banget mencari celah untuk menulis. Karena aku sekarang udah mulai kuliah di Politeknik Negeri Malang jurusan teknik kimia. Sebenarnya sih bukan aku sibuk ngerjain tugas kuliah, tapi sebenarnya aku sibuk bertapa untuk menjernihkan pikiran dan menjauhi hiruk piruk manusia. kalau urusan tugas, namanya juga kuliah, ya umum kalau di kasih tugas walaupun harus gak tidur sehari penuh, begadang ngerjakan laporan, ditambah lagi ikut organisasi dan lu jadi panitia, tidur 4 jam rasanya kayak sujud syukur banget deh. Terlepas dari itu semua, aku ingin berbagi cerita tentang lingkungan, dosen, teman, dan hal-hal yang bakalan kamu temui di kuliah nanti, kecuali tugas, aku gak bahas tugas disini, karena hampir semua orang punya tugas dan tanggung jawab masing-masing.
            Lingkungan perkuliahan pastinya berbeda dengan ketika kalian masih SMA. Ketika kalian masuk universitas, dari bentuk bangunannya jelas banget beda. Kalau dulu SMA gedung kalian mungkin gak bakalan sebesar ketika kuliah, bahkan satu fakultas bisa ajah mengalahkan besarnya SMA kalian. Terlebih lagi dengan cat warna identik kampus kalian, misalnya kayak universitasku yang dominan warna biru, kalau buat aku sendiri sebenarnya aku bosan banget lihat warna biru kayak kampusku dengan kombinasi warna putih salju. Karena warna itu mirip banget ketika aku SMA. Tetapi berbeda dengan temenku yang namanya si Dika, nah kalau dika ini mulai SD-SMA katanya cat gedungnya selalu hijau, makanya pemandangan baru buat dia lihat warna biru.
            Kemudian dosen, kalau kuliah sama SMA urusan dosen atau guru ya hampir sama sih. Bedanya kalau dosen itu kalau sekali menerangkan materi gak bakalan diulang lagi, beda sama guru yang prinsipnya harus di ulang sampai siswanya paham. Kalau kuliah 1 bab mengulamg –terus, bisa-bisa 4 tahun sekalipun gak bakalan kelar. Haha. Belum lagi kalau kalian mahasiswa teknik, bahkan dosen kalian bakalan menekankan “tidur di bawah jam 23.00 itu gak kelihatan kayak mahasiswa” jadi intinya, kalau kalian mahasiswa, bakalan tidur pagi, bangun pagi, kuliah pagi.
            Teman-teman di universitas pasti bakalan beda sama di SMA. Bahkan bisa disebut masa-masa SMA adalah masa-masa terakhir kalian menemukan teman sejati. Karena di universitas kalian bakaln menemukan bermacam-macam karakter dimana ada yang tipe orang fake, egois, kurang bertanggung jawab, manipulatif, dan lain sebagainya. ada juga tipe orang yang ambisius, perfeksionis, dan lain sebagainya. Aku punya pengalaman tentang teman perfeksionis. Aku punya banyak teman perfeksionis, namun untuk di universitas yang dekat dengan aku dan memiliki sifat perfeksionis ada 2, yang satu cewek yang satu cowok. Untuk yang cowok ini perfeksionisnya untuk dia sendiri, dan gak menyusahkan orang lain. Beda dengan si perfeksionis cewek ini, sebut saja cewek ini namanya Mawar. Si Mawar ini perfeksionis tingkat tinggi, yang nyusahin banget menurutku. Bayangkan ajah kalian udah punya banyak tugas, udah kalian kerjakan, kemudian si Mawar yang posisinya sebagai temen kelompok kalian udah gak ikut kerja menyalahkan hasil pekerjaan kalian ini dan itu, kemudian mengganti keseluruhan dari apa yang kalin buat. Bahkan aku ngerasa gak segan-segan menghancurkan laptopku saat itu juga ketika aku tau dia mengubah keseluruhkan makalah dan ppt yang aku buat. Padahal untuk membuatnya aku berjuang hingga gak tidur semalam penuh. Rasanya jengkel banget, bahkan sempet bikin aku badmood seharian, nangis dalam sepi, bahkan aku gak mau lagi mengerjakan apapun tugas kelompok. Tapi dia gak mau ngerjakan kalau gak aku bantu ngerjakan, itu malah bikin jengkel lagi. Selama aku kuliah kayaknya hanya satu sahabatku mulai dulu sampai sekarang walaupun satu kampus, satu jurusan, satu program studi, tapi jarang ketemu, dan tetap jadi sahabat pena mulai dulu sampai sekarang. Lebih sering ngobrol di sosial media ketimbang bicara langsung depan temenku itu. Ada juga temenku introvert yang paling pendiam di kelasku. Kebetulan pernah satu kelompok sama aku, mungkin dia cuek ke orang lain, tapi menurutku dia gak secuek bayangan dari temen-temenku, bahkan ada yang membully dia dengan nama muka datar, muka tembok, dan lain sebagainya. sebenarnya sih aku males punya urusan sama dia, yak arena kasihan akhirnya aku belain dia, dia cowok malah dibelain cewek, dia responnya biasa ajah ketika di bully temen-temennya, apalagi dia dan aku mempunyai kesukaan pada band yang sama dan sama-sama suka game. Ada juga yang fake tingkat dewa. Dia bahkan terang-terangan nusuk temannya dari belakang, dia lebih mirip provokator ketimbang tipe orang fake. Maka dari itu, kalian jangan mudah percaya ke orang lain, setidaknya identifikasi dahulu gimana dianya, bisa dilihat dari masa lalunya juga atau mungkin kamu identifikasi sendiri, jangan percaya dari omongan orang lain, karena orang lain juga belun tetntu benar dan dapat dipercaya.
            Ketika kuliah nanti semakin banyak organisasi. Organisasi juga bisa menambah wawasan kalian, pengalaman, teman juga sih. Bahkan waktu aku SMA dulu aku  ikut organisasi untuk nyari temen, eh ketemunya malah saudara eaakk. Ya kalau di organisasi kalau berteman bahkan bisa kayak saudara, soalnya ngerasain susah seneng bareng sih. Tapi kalau lawan senior itu gk main-main. Ada juga yang suka bentak-bentak, ada yang sabar, ada yang santai tapi serius. Gak enaknya juga pas lagi enak-enak istirahat atau liburan, eh suruh ke kampus karena ada acara organisasi, kalau gak gitu pas mau ujian atau kuis tiba-tiba ada rapat, apalagi kalau jadi panitia inti atau coordinator, malah ada cerita lucu dari temenku, dia jadi coordinator transportasi yang kerjanya survey jalan, tapi dia buta arah kemana-mana, dia bisa kembali dalam keadaan hidup-hidup ajah gue udah bersyukur haha. Kalau pengalamanku sendiri pernah jadi sekertaris, pas mau mengajukan proposal malah aku sama bendahara kabur, dan ketua pelaksana aku tinggal sendirian, sebenernya sih kasihan, tapi seneng ajah main kabur-kaburan haha.





            Ya itu sih berberpa pengalaman, tips-tips yang aku bagikan, semoga bermanfaat. Mohon maaf apabila ada yang tersinggung atau salah kata.

Minggu, 13 November 2016

TIPS DAN PENGALAMAN DUNIA PERKULIAHAN

            Wah, lama banget ya aku udah gak pernah update di blogku, seakan authornya hilang ditelan bumi. Kali ini aku mau berbagi cerita tentang pengalamanku sebelum dan sesudah masuk perguruan tinggi. Pasti untuk kalian yang mau masuk dunia perkuliahan pada bingung mau kuliah dimana, terus gimana rasanya kuliah, suka dukanya kuliah, dan lain sebagainya.
            Dimulai dari awal, sebelum masuk kuliah pasti ekpektasi kalian, kuliah bakal enak, jamnya gak penuh, dapet gebetan, bisa terbebas dari seragam, upacara, pramuka, dan lain sebagainya. Sehingga kalian pada ingin banget cepet kuliah. Sebelum kalian kuliah di PTN ada hal-hal yang harus kalian perhatikan:
1.      Tetapkan tujuan kalian, mau kemanakah kalian, mau ngambil jurusan apa, dan lain-lainnya
2.      Siapkan untuk belajar menjelang menghadapi SBMPTN, janagn hanya mengandalkan SNMPTN, sehingga kalau jatuh gak bakalan sakit-sakit amat lah
3.      Siapkan mental untuk siap kalah dan menang, siap ditolak terutama hehehe
4.      Jangan lelah untuk berdoa

Pengalamanku sih, untuk masuk PTN penuh drama, tantangan, tangis, dan lain sebagainya, alay banget ya. Tapi itulah kenyataan. Jujur ajah, ketimbang ditolak PTN yang kita inginkan, akan jauh lebih baik kalau ditolak cowok yang kita sukai (plis, gue gak pernah ngerasain ditolak cowok yang gue suka, ya soalnya gak pernah nembak sih, haha). Mulai seleksi SNMPTN, SBMPTN, PMDK (untuk politeknik), UMPN(tes masuk politeknik negeri), sampai mandiri semua udah aku lakuin, dan Alhamdulillah aku lolos jalur mandiri. Untuk seleksi jalur tes dan mandiri, butuh banyak biaya yang harus dikeluarkan, apalagi untuk sekedar menuruti cari peluang mana yang bakalan masuk.
            Kalau aku mulai dari awal sebelum masuk SMA ingin masuk teknik kimia-Politeknik Negeri Malang. Awalnya sempat kepikiran ingin menyerah, bayangkan ajah, pesaingnya segitu banyaknya, dan aku bukan siapa-siapa disini. Tapi memang, dimanapun berada, namanya PTN pasti banyak peminatnya. Aku padahal udah mencoba untuk menurunkan level untuk dapat peluang masuk PTN, tapi tetap saja aku ditolak dan ditolak, mulai ikut bimbel, dan lain sebagainya udah aku lakukan, namun hasilnya nihil. Namun, meskipun aku terjadi penolakan berberapa kali tetap saja berdoa, berharap, dan berusaha. Sampai akhirnya aku drop banget ketika penolakan tes UMPN, dimana aku ditolak di kampus impianku, di jurusan impianku, namun teman-teman dekatku banyak yang diterima di jurusan itu, di kampus itu. Ya senang sih ketika aku baca namanya dia terpampang di atas layar sebagai mahasiswa yang diterima, ketika aku scroll ke bawah dan mencari namaku gak ada, langsung air mata bukan mengalir, tapi berasa meledak. Aku mengurung diri berberapa hari di kamar, meratapi sesuatu yang seperti itu, waktu aku sebelum tes udah aku persiapkan segalanya, bahkan waktu tes aku yakin bakal di terima, namun kenyataan tak seindah ekpektasi. Aku punya sahabat cowok satu-satunya di dunia ini, dia kebetulan di terima disana, dia mencoba menenangkan aku, dari pihak keluarga juga begitu, kecuali ayahku. Mungkin menurutku ekspresi ayahku sangat-sangat malah membuatku kecewa, tapi ada maksut tersembunyi dibalik itu. Karena perkataan ayahku itu tadi yang membuatku mau mencoba bangkit, hingga keesokan harinya pasca di tolak langsung pergi ke bank untuk pembayara nmengikuti tes jalur mandiri. Pastinya gak dapat kepastian PTN itu susah banget, ditanyai keluarga besar, ditanyai tetangga, malu mau jawab apa, dan itu yang aku rasakan.
            Kemudian aku ikut tes masuk mandiri di salah satu universitas negeri di Indonesia, dan Alhamdulillah diterima, namun itu bukan kampus impianku, dan bukan jurusan impianku. Aku tetap mengejar dreamku, dengan mengikuti tes di politeknik yang aku impikan, dan Alhamdulillah, Allah menjawab doaku, aku diterima di universitas yang aku impikan bertahun-tahun, di jurusan yang aku inginkan.
            Setelah melewati babak-babak yang cukup sulit untukku, tibalah aku pada masa orientasi mahasiswa, kalau dikampusku di sebut LDK dan MOS, kayak anak SMA sih, waktu LDK ini dibimbing tentara, aku pikir bakalan menyeramkan atau apa, malah ini bikin bahagia banget, sampai gak mau pulang. Gimana mau gak bahagia, tiap hari ketemu tentara ganteng kayak pemain DOTS, yang drama korea yang lagi booming banget saat ini. Terus waktu MOS ini malah  lebih parah ketimbang LDK, waktu ospek jurusan, aku jarang tidur ngerjakan tugas MOS, belum lagi dibentak-bentak kating, suruh duduk dilantai selama berjam-jam, nyusahin lah pokoknya.
            Akhirnya, masa kuliah yang ditunggu-tunggu telah tiba, tapi waktu awal-awal kuliah sering banget dosen yang jamnya kosong, jadi pada galau ingin cepet dapat pelajaran, tapi setelah ngerasin kuliah. Wah, namanya laporan berasa gak ada habisnya, belum lagi kalau kena revisi, banyak temanku yang ingin mengundurkan diri. Tapi berbeda sama aku, maklum ajah, aku nganggap kuliah semacam kayak ajang hiburan, semua tugas kayak hiburan, kecuali bioproses. Kalau udah hari senin sama selasa, jarang tidur deh, lembur  laporan, ppt, sama makalah bioproses. Kenapa sih aku kuliah aku buat nyantai, ya biar semua gak jadi beban berat. Kalau kita menganggapnya beban, malah kuliah rasanya terasa berat banget, toh aku kuliah juga menghabiskan uang orang tua, kasihan kalau aku kuliah gak bener, tapi sejujurnya aku sendiri kadang malu sama orang tuaku, udah kuliakan aku mahal-mahal, kerja kerasku gak sebanding dengan kerja keras mereka agar aku tetap kuliah. Kalau kehidupan warga di kampus sih awalnya aku senang, mudah banget dapat temen, tapi pada akhirnya, mereka juga mudah banget menghilang. Kalian tau sendiri kan, kalau suatu barang mudah untuk di dapatkan, maka mudah juga untuk dilepaskan, sama halnya seperti itu. Dan semakin tinggi tingkatan kalian, semakin tua kalian, namanya teman sejati bukan semakin mudah di dapatkan, tapi malah semakin sulit. Semua orang berlomba-lomba untuk mendapatkan yang terbaik, dan banyak juga yang berlaku dengan menjatuhkan orang lain untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Maka dari itu berhati-hatilah dengan FAKE FRIEND, toxic people, dan orang-orang yang ingin menjatuhkanmu. Andaikan kalian jatuh, kuatkan dirii kalian untuk bangkit maju, tidak masalah menjadi paling bekalang, asalkan kalian tetap berusaha walaupun terus jatuh, kalian harus terus berdiri dan bangkit. Alasanku tetap  berdiri walaupun banyak sekali hal pahit yang aku lalui karena aku sering termotisi dari kata-kata A. Einstein “ orang yang sukses lahir dari kesulitan yang luar biasa”. Kalau kalian merasa sering gagal, jangan pernah berputus asa, barangkali itu cara tuhan untuk mendewasakan kalian, untuk menguatkan mental kalian, agar suatu saat kalian benar-benar kuat menghadapi tantangan zaman.


            Ya udah, sekian dan terima kasih, mohon maaf jika terdapat kata yang tidak pantas atau menyinggung kalian, terima kasih sudah mau membaca pengalamanku, semoga bermanfaat untuk kalian. Maaf belum sempat mengediting tulisannya, jadi masih terlihat kacau

Kamis, 08 Oktober 2015

coretan dan artikel

About an introvert



                Aku ingin bercerita tentang sosok kepribadian introvert. Pasti banyak orang yang berfikiran seseorang introvert diidentikkan dengan sosok yang pendiam, memang benar, tapi pertanyaannya pendiam dalam hal apa? Mungkin bisa dibilang orang introvert adalah orang yang jarang bicara, tapi ketika kalian benar-benar mengenalnya pasti kalian tidak akan bilang jika seorang yang introvert adalah sosok yang pendiam, penyendiri dan lain sebagainya. Aku disini bukan seeorang yang introvert, tapi dari semua teman yang dekat dengan aku 80% lebih mereka adalah kategori introvert. Jadi ini bisa dibilang hasil pengamatan gitu, hehe.
          Aku punya berberapa teman yang introvert, dan memang di dunia nyata memang dia pendiam, bahkan ada yang seumur hidup gak pernah berbicara dengan aku walaupun pernah satu kelas, tetapi kalau di dunia maya sering curhat atau berbagi pengalaman dengan dia. Seseorang yang introvert itu memang cuek, tetapi mereka cuek dengan berberapa hal saja, tetapi sisi lain dari mereka adalah mereka seseorang yang sangat perduli dari hati mereka yang paling dalam, bahkan bisa saja temenmu yang introvert itu awalnya cuek langsung berubah cerewet banget.
          Nah, aku punya temen yang namanya sangat langka di dunia, sebut saja Aliffiandika. Aku udah lupa berapa tahun berteman sama dia nah dia salah satu temenku yang kategori introvert dan dia sering menyebutnya INFJ, aku sih gak begitu paham, samar-samar paham itu kayaknya seorang introvert yang mempunyai rasa simpati dan empati yang sangat tinggi. Emang bener tuh anak emang punya rasa keperdulian yang tinggi, bahkan meskipun dia dibilang cuek dengan teman-temannya tetapi dia tidak pernah diam saja ketika ada temannya yang disakiti atau apa. Bisa dibilan si Aliffiandika ini jenius, dia mempunyai banyak bakat, ide, dan lain sebagainya. Menurutku si Alifiandika ini termasuk golongan “talk less do more” atau mungkin dia juga termasuk kategori orang yang pandai dalam berfikir atau bertindak meskipun jarang berbicara, bukan hanya Aliffiandika, tetapi banyak temanku yang introvert juga demikian.
          Ketika kalian berteman dengan seseorang yang introvert meskipun kalian cerewet mungkin kalian bakal kalah ketika kalian berdebat dengan temanmu yang introvert, contoh sederhana yang pernah terjadi dengan aku adalah aku pernah disindir atau semacamnya ketika banyak mengonsumsi kopi, bahkan meskipun dia pencinta kopi tapi tidak pernah minum sebanyak yang aku minum, karena tujuanku meminum kopi untuk menenangkan diri saja, kalian pasti juga bakalan seneng punya temen yang perhatian seperti itu ke kalian, bahkan ada orang lain yang mengkhawatirkan keadaan kalian lebih dari perhatian kalian kepada diri kalian sendiri pasti sangat menyenangkan bahkan terkadang aku sampai terhura, eh terharu maksutku. Dan orang introvert itu termasuk pribadi orang yang setia, bukan hanya dalam hal berhubungan mulai dari berteman, pasangan hidup, dan lain sebagainya. Dalam berteman mereka bakal jarang banget ditemukan yang menikung teman sendiri.
          Seorang yang introvert itu juga pendengar yang baik, ketika kalian curhat dengan seseorang yang introvert mungkin ada kebahagiaan tersendiri dari kalian. Saran buat kalian, jangan terlalu memojokkan orang yang kalian anggap diam, bisa saja mereka orang yang baik sangkin baiknya hingga kalian tidak akan pernah mau melepaskannya. Menjadi introvert itu bukanlah suatu yang terbuang atau semacamnya, jika kalian ingin hebat maka tunjukkan kehebatan kalian bukan malah minder. Introvert bukan alasan untuk berhenti bersosialisai atau menjauhkan diri dengan lingkungan, misalnya di dalam organisasiku ada berberapa orang yang termasuk golongan introvert, mereka pendiam memang tapi ide-idenya sangat memukau hingga hanyak orang menganga ketika dia menyampaikan ide-idenya di depan forum. Dan jangan pernah membully atau memperlakukan seseorang secara tidak manusiawi kepada seseorang yang dianggap pendiam atau termsuk introvert.

Terima kasih telah membaca coretan ini, semoga bermanfaat dan mohon maaf jika ada salah kata

Sabtu, 03 Oktober 2015

cerpen

GOD, GIVE ME ALIVE ONCE MORE AGAIN
Author: Safira Fausta Ramadhani
Title: god, give me alive once more again


                Pagi itu aku ke rumah Dika untuk mengerjakan tugas biologi dari Bu Ida tentang substansi materi genetik kelas 12 SMA. Aku pergi dengan mengendarai sepeda milikku, kebetulan rumahku dan Dika tidak terlalu jauh jadi aku menggunakan sepeda sebagai sarana transportasi yang hemat dan ramah lingkungan. Aku tiba di rumah Dika dan aku parkir sepedaku di halaman milik Dika yang luas yang dikelilingi oleh berbagai tumbuhan yang menambah suasana segar pagi itu. “tok tok tok” aku mengetuk rumah Dika kemudian ada seorang perempuan yang cantik membukakan pintu itu.
“permisi bu, Dika-nya ada?” aku mengatakan dengan nada sopan kepada wanita itu yang sekaligus ibu-nya Dika
“oh ya nak, silahkan masuk” ibu itu membukakn pintu dan membukakan jalan untuk masuk
          Kemudian wanita itu memanggi-manggil Dika dan aku duduk di ruang tamu Dika untuk menunggu Si Dika keluar dari tempat persembunyiannya. Tidak lama kemudian Si Dika menampakkan wajahnya dengan muka lesu baru bangun tidur.
“eh Fira, ada apa Fir?”
“nih mau ngerjakan tugas biologi, eh dik mending lu mandi dulu deh, jangan buat tamumu ini pingsan lihat mukamu yang acak-acakan” aku tertawa kecil sambil meledek Dika
“iya, bentar ya” Dika langsung balik badan dan pergi untuk mandi
          Aku menunggu Dika kurang lebih dua puluh menit, mungkin dia mandi sambil SPA dulu atau crembath juga gak tau yang penting aku tetep nunggu karena aku sadar aku yang butuh, hehe. Sambil buka-buka lembaran-lembaran buku biologi aku baca teori-teorinya sebelum mengerjakan tugas dari Bu Ida. Kemudian  Dika kembali muncul dengan rambutnya yang sudah tersisir rapi dan mulai tercium bau wangi dari Dika.
          “eh Dik lu mandi lama banget, ngapain ajah sih?” aku Tanya dengan muka agak masam terlalu lama nunggu tuh anak
“sorry Fir, tadi gue harus keramas sekaligus mengoleskan hair tonic ke rambutku biar seger, hehe” Dika tertawa sambil menggaruk-garuk rambutnya yang panjang banget untuk ukuran anak SMA
          Tidak lama kemudian Dika juga membawa buku biologinya untuk belajar bersama, kebetuan aku dan Dika satu kelompok gara-gara jumlah laki-laki dan perempuan di kelasku ganjil dan aku sama Dika sama-sama pendiam jadi kesulitan menemukan pasangan, tetapi aku syukuri ajah punya gandengan masternya biologi         kemudian jarak rumahku sama Dika juga deket banget walaupun begitu aku dan Dika gak pernah bicara sama sekali, apalagi kepikiran ke rumahnya.
“eh Dik lu punya rangkumannya bab ini? Buat penunjang materi ajah, kita kebagian praktikum simulasi mengenai proses sintetis protein dalam pembentukan sifat kan?” aku tanya ke Dika yang sedang sibuk membaca bukunya
“iya, mending lu baca dulu teorinya baru mengadakan penelitian, biar mudah juga bikin laporannya” Dika berbicara dengan nada datar, muka datar, dan menyebalkan
          Akhirnya aku baca teri-teorinya dan membuat kerangka laporan biar praktikum selesai, laporan juga selesai. Kemudian ku melihat ayah Dika jalan menuju ke luar rumah sambil membawa Koran dan duduk di halaman, sebenarnya sih agak gemetar juga ke rumahnya anak cowok, karena seumur hidup aku gak pernah ke rumah cowok atau ada cowok datang ke rumah, aku agak tertutup kepada lawan jenis, kalau sama Dika sih biasa ajah karena udah mulai MTs temenan sama tuh anak, tapi kalau untuk ke rumahnya  itu hal yang, paling tidak pernah terfikirkan buat aku, tapi aku harus melakukannya.  
“hey Fir, jangan ngelamun ajah, masih banyak nih tugas yang perlu dikerjakan, biar cepet selesai, kenapa lu ngelamun? Jangan kebanyakan ngelamun ntar lu kesurupan, di sini kan banyak pohon rindang, biasanya banyak penunggunya lho” Dika menyadarkan lamunanku
“kalau ada jin ngerasukin gue, aku rasukin sendiri, biar tuh jin tau rasanya di rasukin sama roh lain itu gak enak” aku tersenyum kepada Dika buat memcah hening yang sempat terjadi di ruangan itu
          Laporan biologi udah hampir selesai dan percobaannya ternyata sudah berhasil, aku mulai merasa lega karena gak lama kemudian aku akan terbebas buat pulang dan gak akan di marahi Dika lagi gara-gara jadi partner kelompok yang gak niat kerja. Sebenernya bukannya gak niat kerja, hanya saja males ketemu tuh anak, masa mulai MTs sampai SMA ketemu tuh anak terus.
“Eh Dik, pasti orang tuamu bangga punya anak kayak kamu yang pinter biologi dan gak banyak bicara, orang tuaku selalu mendambakan anak kayak gitu, sayangnya aku bukan anak seperti itu jadi aku mirip kayak anak yang tidak diharapkan gitu” aku mengatakan dengan menatap dika yang sedang asik menggaris tabel-tabel.
“kenapa lu ngomong kayak gitu? Masa ada anak yang tidak diharapkan orang tua, anak itu anugrah” Dika langsung berhenti melakukan aktifitas apapun mendengar kalimat tadi
“buktinya aku selalu dimarahi orang tuaku karena aku gak bisa menjadi anak yang pinter secara akademik di mata mereka, emang kenyataannya gitu kok Dik” aku menunduk
“tapi bukannya kamu pinter dibidang tulis menulis, speaking ya Fir? Buktinya kamu selalu menang kalau ada lomba debat gitu?” Dika melihat dengan nampak bingung
“hmm, iya sih dik, pernah suatu hari aku menunjukkan majalah yang disitu ada karyaku kemudian sama ayahku malah dibuang, katanya aku terlalu banyak acara yang gak penting, katanya aku mending suruh ke nilai akademikku ajah daripada jadi seorang penulis” tanpa terasa mataku mulai berkaca-kaca
“aku juga berfikir kalau jadi kamu itu enak yang bisa aktif diberbagai organisasi, pintar debat, pintar menulis, dan kamu pintar dalam hal komunikasi dan aku juga berfikir, orang tuamu pasti bangga punya anak kayak kamu” Dika ikut tertunduk.
“namun kenyataannya gak seperti itu Dik, aku malah dikatakan anak autis karena kebanyakan bicara, karena digaris keturunan ayahku tidak ada nilai yang sejelek aku, aku akui di garis keturunan kakekku semua pada pinter dlam segi akademik sampai ada yang mewakili Jawa Timur dalam olimpiade sains, mungkin jadi kamu enak ya bisa ikut berpartisipasi dalam olimpiade biologi, mungkin dengan gitu ajah udah bisa bikin ayahku seneng” aku semakin tertunduk menatap lantai yang terasa semakin dingin
          Dika mengepalkan kedua tangannya dan semakin menunduk, dia hanya diam sampai berberapa saat.
“kamu kenapa Dik?” aku bertanya sambil menatap Dika dengan wajah yang merah
“mungkin bisa dibilang kita punya masalah yang sama, aku mempunyai karakter INFJ yang sangat langka di dunia ini, apalagi di Indonesia, jadi aku lebih bisa mengerti orang lain daripada orang lain mengerti aku termasuk orang tuaku” Dika tetap tertunduk
“hebat lah kamu bisa punya karakter INFJ, orang yang introvert kan punya banyak ide, karena orang yang lebih banyak diam itu malah mempunyai segudang ide daripada orang yang banyak bicara, aku ajah karakter ambivert gak tau dari mana, tapi aku seneng punya karakter itu karena bisa deket sama orang yang berkepribadian introvert dan ekstrovert, tetapi malah di kelas aku didiskriminasi dan di rumah aku semakin disudutkan, aku gak tau harus lari kemana, apa dunia sekejam ini hingga tidak ada tempat untukku”tanpa terasa aku meneteskan air mata.
          Dika mengambilkan tisu yang ada di meja dan aku mengambilnya satu untuk mengusap air mataku. Sejenak terjadi suasana hening di ruangan itu.
“kamu hebat Fir, pinter dalam segi komunikasi, sedangkan aku tidak, orang tuaku juga tekadang mempermasalahkan hal itu, padahal di dunia ini ada berbagai karakter terkadang aku juga benci dengan penilaian yang subjektif dan menjustice seperti itu. Mungkin kalau kita lahir secara tertukar mungkin orag tua kita bakal menemukan kebahagiaan” Dika memberikan seulas senyum sebagai penyemangat.
“kamu tau kan Dik genetik, genetik itu dibawa dari orang tua kepada anaknya, secara teori jika ayah mempunyai genetik AA, ibu mempunyai genetik BB, anaknya pasti punya kemungkinan  AA, AB, BA, BB. Kalau orang tuaku bilang seperti itu pasti kesalahan buat mereka, karena anak pasti nurun dari sifat kedua orang tuanya, kalau aku punya kepribadian AC, mungkin bisa dibilang aku anak haram atau anak tetangga dan lain sebagainya” tanganku semakin mengepal an dadaku semakin terasa sesak
“jangan bilang seperti itu Fir, kita punya masalah yang sama, aku terkadang berfikir seperti itu, tapi bagaimanapun orang tua tetap orang tua kita, kita harusnya tetap menghormati dan tetap taat kepada orang tua kita, semoga saja kita ditakdirkan menjadi orang sukses dan orang tua kita diberikan umur panjang untuk melihat kita dapat sukses, kita bakal sukses dengan  bidang kita masing-masing, tidak ada anak yang sempuna di dunia ini, manusia ajah tidak ada yang sempurna walaupun manusia adalah sebaik-baik makhluk” Dika mencoba menenangkanku.
“amiin” aku berdoa dalam hati dan semoga perkataan Dika dapat terwujud.
          Keadaan menjadi hening, dan aku mulai kembali seperti semula, sudah tidak ada air mata yang menetes lagi. Baik aku dan Dika sama-sama diam tidak ada suara sedikitpun. Aku mulai mengemasi barang-barangku yang berantakan diatas meja tamu dan bersiap untuk pulang. Kemudian aku berpamitan kepada Dika, ibu-nya Dika dan ayahnya yang kebetulan berada di depan rumahnya. Aku kembali dengan mengayuh kembai sepedaku.
          Disisi lain setelah kepulangan Fira dari rumah Dika ternyata Ayah Dika memanggil Dika kemudian ia memeluk Dika, Dika Nampak bingung dengan perilaku ayahnya yang aneh dan tidak seperti biasanya.
“nak, maafkan ayah yang terlalu  menilai kamu secara subjektif, seharusnya ayah tahu bahwa tidak ada anak yang sempurna di dunia ini, seharusnya ayah tahu bahwa setiap orang memiliki karakter yang berbeda-beda, ayah tadi mendengar percakapanmu dengan temanmu yang cukup membuat ayah menjadi merasa bersalah kepadamu, seharusnya ayah tidak terlalu memaksamu untuk mengikuti suatu garis karena  itu tidak manusiawi dan memberikan batas untuk kamu melakukan suatu hal dan itu mungkin menurutmu sedikit menyiksamu, dan kamu memang laki-laki sejati yang tidak meneteskan air mata walaupun kamu mempunyai masalah yang sama dengan temanmu itu dan ayah tahu mungkin terdapat sesak di dadamu karena selama ini kamu juga mengalami hal itu, ayah minta maaf ya” ayah Dika memeluk Dika dengan erat dan seulas senyum muncul dari wajah Dika
“tanpa aku harus berfikir tetang kematianku untuk menyadarkan arti aku untuk orang tuaku, ternyata sebelum itu orang tuaku telah menyadarinya. Terima kasih tuhan” Dika mengatakan dalam hati dan terlihat kebahagiaan di raut wajahnya

-End-


Sabtu, 29 Agustus 2015

coretan

Organization Story

          Okey guy’s, aku ingin membahas lagi tentang organisasi. Tentang apa sih suka duka yang ada di dalam organisasi? Kalau ditanya tentang suka duka itu pasti ada, tapi sebenernya aku lebih banyak sukanya dari pada dukanya. Aku baru menyadari banyak pengalaman dan kenangan bersama teman-temanku dan semuanya yang ada di organisasi yang menurutku itu sulit, bahkan menurutku sangat-sangat sulit ketika aku menjadi senior dan menjadi junior, ketika aku harus mengutamakan kepentingan bersama bukan kepentingan pribadi, ketika aku harus memilih sebuah keputusan untuk bersama, dan lain sebagainya.
          Inilah barisan jabatan ketika aku menjabat menjadi seksi dalam setiap acara maupun menjadi pengurus harian.
1.     Sie keamanan (persami 2014-2015)
2.     Bendahara (bendahara seluruh keuangan pramuka kelas X) “hanya berberapa bulan menjabat ”
3.     Sie konsumsi (diklat CDA 2014-2015)
4.     Sie giat (pengembaraan)
5.     Sie Adat (masa bakti 2013-2014)
6.     Koordinator Sie pembinaan dan pengembangan (masa bakti 2014-2015)
7.     Koordinator lomba mading 2 Dimensi (Galang Prestasi 2014-2015)
8.     Sekertaris (persami 2015-2016)
9.     Sie giat (2015-2016)
10.             Sie keamanan (HUT SMA ke-24)
Ketika aku hendak masuk organisasi rasanya bingung banget, apalagi di SMP/MTs dan SD aku tidak mempunyai pengalaman apapun. Alasanku masuk organisasi adalah ketika aku melihat kakak seniorku terlihat berwibawa, apalagi dia mengikuti banyak organisasi dan prestasinya tidak diragukan lagi, dia juara 1 niat tertinggi se-prodi IPA. Ahirnya aku masuk organisasi dengan nekat, ditanya alsannya mengapa masuk organisasi, hampir semua teman-temanku menjawab “saya ingin disiplin, bertanggung jawab, dan menambah pengalaman” kalau kalian tahu, itu adalah alasan paling umum banget ketika mau masuk organisasi. Ketika lu masih cupu banget ditanya seperti itu sambil megangin rok erat-erat sebagai ekspresi takut, hahaha begitupula dengan aku.
Awalnya aku juga sangat minder dengan teman-teman sederajatku yang mempunyai banyak pengalaman di organisasi. Apalagi semua udah bisa deket antar teman dan senior, and I stay lonely? Yes, it’s true. Aku adalah orang yang paling sulit menyesuaikan diri apalagi dengan teman. Sebagai murid baru, bahkan adaptasi satu tahun setengah baru memiliki yang namanya teman, itupun bisa dibilang dia autis atau semacamnya, hehe just kidding dan dia juga anak organisasi tapi beda organisasi sama aku.
Ketika aku kelas X awal-awal masuk organisasi pasti ada yang namanya diklat, nah diklatku ini parah banget. Madinya di waktu, sampai banyak yang keluar kamar mandi dalam keadaan setengah telanjang, bahkan di kamar mandi laki-laki ada yang hanya memakai celana dalam, ya kayak orang primitive gitu. Setelah itu makan malam, makan malamnya pakai soto tapi makannya gak pakai sendok. Aku kan gak bisa makan pakai tangan apalagi berkuah, yaudah aku makannya tak tuang ke mulutku biar cepet (jangan ditiru adegan ini). Kemudian air putih yang ada di dalam kemasan air minum dibuka dan di tuangkan di dalam ember, semua diperintah untuk cuci tangan di air kobokan itu, setelah cuci tangan, eh air tadi itu disuruh minum satu persatu, rasanya sih seperti soto campur apalah-apalah. Selama diklat dibentak-bentak terus, aku jadi ingat ketika berjalan di pematang sawah, udah tengah malem suruh jalan dipematang sawah, gelap, sendirian, dingin lagi. Ketika jalan rutenya panjang dan tidak ada penerangan apapun, akhirnya aku jalan dengan santai dan aku terjatuh di pematang sawah masuk ke sawah, sebelah sawah ada seperti jurang yang di dasarnya ada sungai, malah lebih ngenes lagi kalau jatuh ke sungai. Bukan hanya aku, tapi hampir semuanya jatuh.
Setelah diklat di atas ada juga yang namanya pengembaraan. Pengembaraan itu tingkatan menuju penegak bantara. Nah disana aku dimental habis-habisan. Disana bertemu alumni yang konon katanya paling galak, emang bener galak, tapi banyak banget ilmu dan hikmah yang aku dapet dari senior itu. Awalnya semua suruh lari menuju ke base camp yang jaraknya 5 Km ke bumi perkemahan Coban Rondo, aku gak kuat lari, mukaku udah pucet banget akhirnya aku dibonceng dengan sepeda motor sama alumni juga, tapi yang ini orangnya baik banget. Setelah sampai di tempat perkemahan, semua mendirikan tenda, gak lama kemudian hujan turun. Tenda yang udah kami buat itu kehujanan, semua tenda keadaan udah jadi hanya tenda putri yang belum jadi, akhirnya basah semua tendanya dan di dalam tenda semua juga ikut basah bersama barang bawaan kami. Bayangin di daerah puncak seperti batu, terus hujan deras, rasanya dingin banget, gak ada tempat berteduh, kasihan banget kan. Kemudian ada teh panas dikirim para senior ke tenda putri. Semua berpengangan dengan teh itu untuk menghangatkan diri dan di sana untuk mengusir suntuk ada 5 orang anak yang berada di dalam tenda, akhirnya mereka bikin girlband “Lima Monyok(anak monyet)”. Girlbandnya gak nyanyi-nyanyi, lebih cenderung bercanda gak jelas. Selama aku di sana, setiap mau sholat aku selalu terjatuh, soalnya jalannya cukup curam, licin, dan aku kesalahan membawa sandal yang permukaan bawahnya halus, kalau gak pakai sandal nanti musholanya jadi kotor, jadi serba bingung. Kemudian malemnya ada penjelajahan, aku bergandengan dengan Kak Alvina, dia ketua Dewan Ambalan masa bakti 2012-2013. Disana hanya dibekali lilin yang gak boleh mati dan senter kecil, aku sama Kak Alvina sering hampir jatuh, tapi kamu saling menguatkan agar tidak jatuh. Akhirnya memasuki malam renungan yang dingin banget sampai banyak yang pingsan, disana dibentak-bentak, dimarahi, dan lain sebagainya. keesokan harinya yang paling ditunggu, yaitu diklat penegak bantara. Sebelumnya semua suruh masak metode survival, nah di sangga laki-laki makanannya enak dan semua mateng, di sangga perempuan malah gak ada yang mateng dan rasanya ah sudahlah. Akhirnya semua makannya yang perempuan banyak yang gak habis, akhirnya di mix bersama di campur telur asin, dan ada salah satu temenku laki-laki makan telur asin, belum sampai habis dia suruh memuntahkan telur itu, dan akhirnya dimuntahkan, makanan tadi dicampur muntahan temenku tadi, banyak yang muntah dan lain sebagainya, untungnya ada pahlawan yang gak tega lihat temennya nangis dan muntah-muntah, akhirnya menghabiskan semuanya. Itu semua belum berakhir, ketika setelah pelantikan semua harus menutup mata dan berjalan meuju sungai yang dikomando kakak alumni senior. Disana semua suruh jongkok dan berdiri di air yang dingin banget sambil memakan menjes(ampas kedele) dan tempe. Tapi makannya bukan pakai tangan, melainkan dipegang dengan mulut, jika jatuh maka akan di ambil dan suruh memakan lagi, ada berberapa pasangan terdiri dari 3 dan 2 orang, jadi ya harus makan tempe atau menjes itu dari mulut ke mulut dan ketemu mulut dalam keadaan mata tertutup tapi berpasangannya perempuan dengan perempuan, laki-laki dengan laki-laki. Itu pengalaman paling mengesankan buat angkatanku.
Seperti hal-hal di atas, itu bukan penyiksaan atau pem-bullyan. Namun, itu adalah proses untuk mendidik kita makin kuat mental dan kuat secara fisik. Sama halnya untuk mendapatkan sesuatu kita harus bekerja dengan keras, agar tidak mudah untuk melepaskannya.
Kemudian aku mulai menjalani hal yang ada di organisasi dengan sewajarnya, tapi juga sering dimental. Aku ingat kejadian menanam tanaman yang di progamkan oleh kepala sekolah, hasilnya memang gagal, tapi hal itu lama-lama bisa memicu hubungan persaudaraan kamu antar anggota. Semua bekerja sampai sore bahkan magrib. Tidak berhenti disitu, masih ada progam kerja yang membuat kewirausahaan, nah temen-temen memilih membuat telur asin. Awalnya sih menyenangkan lama-lama bikin bosen, soalnya kita disana sekolah sebagai pelajar bukan buka wirausaha. Tiap hari membuat telur asin dan pulangnya sore-sore, bahkan temen-temen suruh menawarkan kepada orang-orang diluar, memang rasanya enak banget telurnya, bahkan tidak ada yang menyamainya di Turen. Akhirnya daripada suruh menawarkan kepada warga mending telurnya aku beli sendiri, aku bayar sendiri, aku buat sendiri, aku makan sendiri. Itu juga kenangan yang gak terlupakan.
Salama menjabat dalam organisasi aku yang saat itu menjadi anggota Sie giat yang koordinatornya hilang entah kemana, anggotanya yang bekerja tinggal aku dan Hanavi. Sie adat adalah Sie yang paling berat versi teman-teman. Sie adat harus rela pulang sore-sore gitu, dan cuma dua orang yang bekerja. Lama-lama akhirnya aku juga akrab dengan Hanavi yang merasa senasip dan seperjuangan dengan aku.
Lama-kelamaan akhirnya aku mulai akrab dengan teman-teman di organisasi, tapi ada juga yang sangat membenci aku, gak tau alasannya apa, bahkan sampai aku dipermalukan di forum. Aku santai ajah sih menghadapi orang seperti itu, dan aku sendiri juga sebel banget sama tuh anak. Di jurnalis, di Dewan Ambalan, dan dimana-mana dia selalu ajah mengkritisi aku dengan keras yang gak berdasarkan pada logika dan cuma melihat dari sisi “kelihatannya”. Aku pernah nangis melawan tuh anak gara-gara pas diklat Dewan Ambalan baru aku jadi sie konsumsi, seharian gak tidur buat masak. Aku sebagai coordinator dan anggotaku cuma satu namanya Silvi. Silvi lagi enak tidur, aku gak tega membangunkannya, akhirnya aku kerja sendirian sama Bu Yulia. Beliau orang yang aku anggap seperti ibuku sendiri, walaupun sering dimarahi, aku tetep sayang dengan beliau. Semakin aku sering dibentak-bentak, dimarahi, semakin rasa ingin tahuku tentang orang tersebut makin besar. Ketika udah capek seharian bekerja aku malah dihina sama tuh anak yang benci banget sama aku “mana tanggung jawabmu sebagai sie konsumsi, masa yang suruh nata makanan itu sie giat, yang benar saja”, habis denger kata-kata itu emosiku memuncak dan nangis sendirian di kamar mandi, gak mau makan. Padahal yang masak semua itu aku dan Bu Yulia, aku gak ikut kegiatan sama sekali dan focus ke dapur, dalam fikiranku “apa salahnya sih aku ikut kegiataan walaupun hanya apel penutupan sebentar saja” itu yang bikin aku menangis tak henti-henti. Semua anggota Dewan Ambalan sudah bingung dengan kelakuanku, setelah semua pulang aku baru keluar dari kamar mandi. Ya itu sebenernya pengalaman pahit juga sih, tapi itulah yang membuat aku semakin kuat.
Pengalaman lain yaitu pengembaraan untuk adik kelas, pengembaraan ini bertempat di Pujiharjo, rutenya jalan sepanjang 10 Km. jalannya naik turun dan berkelok-kelok. Semua hanya berbekalkan air putih ukurang paling besar, sedangkan aku hanya berbekalkan air putih seukuran botol air minum 600 ml (ukuran tanggung). Aku berjalan sendirian dengan Risa, aku dan Risa sama-sama membawa persediaan makanan yang limit, aku hanya membawa air putih dan gula jawa. Ketika rasanya mulai gak kuat aku makan gula jawa itu sambil berteduh, kakiku udah lecet, akhirnya aku bertukar sandal dengan Risa. Aku mulai nyaman dengan sandal milik Risa, dan kayaknya Risa sendiri juga nyaman memakan sandalku. Untuk kedua kalinya membawa sandal yang salah ketika pengembaraan. Disanalah akhirnya aku tahu apa arti teman “Who real friends and who fake friends” teman itu saling melindungi bukan saling menghujat. Lama-kelamaan akhirnya aku mulai akrab dengan hampir semua anggota organisasiku.
Pasti ketika usia-usia remaja seperti yang masa SMA pasti kenal dengan yang namanya cinta monyet dan semacamnya. Dan itu juga terjadi di organisasi itu wajar, tapi itu bukan tujuan. Pernah sih ada dua orang yang pernah naksir sama aku, atau anggota lain yang naksir temannya sendiri. Kalau pengalamanku sih ada dua orang yang suka aku dan seumuran sama aku, tapi  bisa disebut naksir yang tak terbalas, ada temanku yang juga satu kelas sama aku dulu, yang kerjaannya tiap hari bertengkar di kelas dan di organisasi, namun sebenarnya dia suka ke aku, tapi dia gak pernah ngomong, tahu-tahu ketika aku udah kelas XII dan kejadian itu ketika aku kelas X, dan sekarang dia udah punya pacar, mungkin dia juga udah lupa dengan perasaan itu, hanya lucu ajah ketika mengingat itu mungkin, hehe. Dan yang satunya juga temen satu kelas dan satu organisasi yang juga naksir sama aku, dia gak berani ngomong juga, temenku yang mencoba ngomong ke aku kalau dia suka sama aku, tapi aku sih gak suka, jadi aku menjauhi dia sedikit-sedikit. Jadi gak langsung nolak secara frontal namun lebih halus untuk tetap menjaga perasaan antar teman sebagai teman satu kelas dan teman satu organisai.
Jika dilihat dari keseluruhan ceritaku tadi memang sangat susah, tetapi itulah yang membuat aku dan teman-temanku semakin kuat hingga sekarang, itulah yang membuatku terbentuk secara fisik dan mental. Bahakan dalam angkatanku temanku yang saat itu menjabat menjadi wakit ketua ditinggal oleh ketuanya. Dan saat ini temanku yang menjabat sebagai ketua ditinggal wakilnya dan sekertarisnya. Itulah namanya yang kurang tanggung jawab. Kalau kita sudah masuk organisasi, mau tidak mau kita harus mengambil resiko yang telah kita ambil. Dengan sulitnya perjalanan di organisasi yang membuat aku dan teman-temanku tetap saling setia terhadap organisasi. Kita masuk bersama dan kita keluar bersama. Kita susah bersama dan kita senang bersama. Seperti kata pepatah “orang yang berada di sampingmu ketika kau sedang bersedih, maka dia layak berada di sampingmu ketika kau bahagia”

Mungkin itu saja yang bisa saya ceritakan, dan sebenarnya masih banyak lagi cerita-cerita lain, namun terlalu panjang untuk dideskripsikan, hehe yaudah semoga tulisan ini bisa bermanfaat untuk anda, jangan diambil sisi negatifnya, tapi ambil sisi positifnya.

Tips dan artikel

Jangan Takut Menjadi Anak Organisasi

Nah, untuk kalian yang baru masuk ke sekolah baru atau mungkin sudah senior yang ingin masuk ke dalam sebuah organisasi kalian tidak usah khawatir. Saya akan berbagi sedikit cerita tentang organisasi. Mungkin untuk kalian yang tidak pernah mengikuti organisasi akan bingung jika ditanya “kamu mau gak ikut organisasi” dan saya juga pernah seperti itu. Jelas saja saya bingung, saya tidak punya bekal apapun tentang organisasi dari SD sampai dengan SMP/MTs kemudian saya ditanya semacam itu. Dari awal memang saya juga berfikir ingin coba-coba, bahkan orang seperti sama yang mempunyai karakter Ambivert dan tidak senang jika melakukan banyak aktivitas bisa mengikuti sebuah organisasi.
Pada awalnya saya ketika mengikuti organisasi sangat-sangat melelahkan untuk saya dan saya berniat untuk mundur dari organisasi yang saya jalani. Namun, saya tidak mempunyai keberanian untuk mengatakan ingin keluar dari organisasi, sehingga lama-lama saya berfikir untuk tetap bertahan saja di organisasi. Yang membuat saya tetap ingin bertahan adalah di dalam organisasi saya seperti menemukan sebuah keluarga baru di dalamnya. Karena setiap mengadakan rapat sering disisipkan seperti bercanda, ketika bertemu juga saling tegur sapa, dan lain sebagainya.
Ketika di dalam organisasi saya juga sering mendapat pengalaman suka dan duka. Contoh pengalaman yang sangat berkesan untuk saya adalah makan muntahan dari salah satu teman saya yang ahirnya makanan itu digilir oleh kakak-kakak senior, memang itu menjijikkan, bahkan ada yang menangis dan ada juga yang muntah-muntah. Ketika dalam situasi seperti itu ada berberapa teman saya laki-laki yang akhirnya menghabiskan makanan itu karena tidak sanggup melihat teman-temannya yang perempuan menangis atau muntah-muntah, padahal mereka sendiri juga tidak suka dengan makanan itu. Pelajaran yang dapat diambil adalah “kekeluargaan antar teman, saling melindungi teman, dan tidak berfikir egois”.
Di dalam organisasi juga sering sama yang namanya “gak kompak”, kekompakan itu sebenarnya bukan karena individunya, tapi karena jalinannya antar individu,  rasa kekeluargaan dan TANGGUNG JAWAB bukan TANGGUNG MENJAWAB. Bicara tentang tanggung jawab, semua pasti ada masalah, semua pasti mempunyai kendala, dan banyak faktor-faktor lainnya. Namun jika sudah bicara tanggung jawab, apapun yang ditugaskan untuk kita, apapun yang diberikan untuk kita, harus di jalankan. Jika kalian misalnya berada di dua organisasi dan posisi kalian semua sangat penting kalian harus tahu bagaimana cara membagi diri kalian, membagi diri bukan kalian dibelah gitu bukan, tapi membagi diri dengan memanagement waktu kalian. Misalnya kalian mengikuti rapat di organisasi A dan B, kalian tidak boleh meninggalkan salah satu organisasi, cari mana organisasi yang harus didahulukan kepentingannya, kalau memang sama-sama penting, kalian bisa memberikan mandat kepada temanmu untuk mewakili kamu di organisasi yang lain.
Mungkin di dalam semua organisasi pasti timbul pergesekan antar teman, itu wajar dan sangat wajar. Jika kalian berada diposisi pelaku kalian lebih baik mengalah dan mengambil jalur aman, saya ingat yang disampaikan senior saya “merendah untuk meroket” itu memiliki arti lebih baik kita mengalah untuk mendapatkan sesuatu yang lebih besar, kalau kita sama-sama egois dan tidak mau mengalah, bisa dipastikan kalian sama-sama hancur. Kalau kita bertindak sebagai bukan pelaku, lebih baik kita menjadi netral dan saling meredam pertikaian antar teman. Di dalam organisasi jangan pernah membawa masalah diluar organisasi masuk ke organisasi. Contohnya, kalian punya pacar, yang punya mantan di organisasi sama dengan kalian, ketika di organisasi kalian mempunyai rasa dendam sama mantannya pacarmu itu. Kalian harusnya punya profesional, jangan mementingkan urusan pribadi masuk dalam organisasi.
Kalian pasti dengar dengan kata “senioritas”. Nah, sebenarnya senioritas itu penting, tapi bukan semena-mena. Saya sendiri pernah punya pengalaman buruk dengan senior saya, saya sangat membenci senior saya. Seperti di atas, saya tetap profesional ketika dalam organisasi, meskipun saya benci dia, tetapi itu bukan menjadi hambatan dalam melakukan tugas saya di organisasi, bahkan jika dia berpartner dengan saya, di dalam menjalankan tugas saya, saya tidak memandang dia sebagai musuh tetapi memandang sebagai rekan kerja. Begitupula dengan teman, jangan memandang rekan di organisasi sebagai musuh meskipun kalian sedang tidak sejalan dengan rekan anda. Kembali lagi ke topik, mengapa senioritas itu penting? Senioritas penting itu bukan sebagai pembeda senior dengan junior, namun rasa menghormatinya. Saya pernah melakukan kesalahan kecil menurut saya tetapi berdampak besar hingga masuk ke dalam forum  yaitu masalah “sopan santun” sopan santun itu penting, bahkan sangat penting. Sopan santun itu merupakan cerminan dari diri kalian. Mungkin dulu saya beralasan “itu basic saya” saya sadar saya salah, bahkan saya sadar mengatakan bahwa itu basic saya adalah salah. Semua orang pasti memiliki basic yang berbeda-beda, kalau kita egois dan mempertahankan basic kita masing-masing, bisa dipastikan organisasi kalian akan hancur lama-kelamaan.
Kalian juga harus memahami tentang karakter teman satu persatu, bahkan mengetahui karakter senior dan pembina kalian itu penting. Misalnya kalian bertemu teman yang suka blak-blakan dan bisa dibilang santai, itu bukan berarti kalian bencanda sesuka kalian. Menghormati antar teman, senior, dan Pembina itu penting apapun karakternya. Dan kalian harus tahu batasan-batasan kalian, itu seperti pengalaman saya yang memuat tentang “sopan santun” saya pernah mebuat kesalahan dengan bersikap tidak sopan terhadap senior saya hanya karena sebuah pesan singkat yang mengatakan “kamu” kepada senior saya di dalam pesan singkat. Secara adat ketimuran apalagi Jawa, itu termasuk tidak sopan walaupun itu dibenarkan secara Bahasa Indonesia. Padahal saya sendiri dan yang lainnya tahu bahwa kakak senior saya itu bisa dibilang orangnya santai dan blak-blakan. Namun sesantai apapun orang, mereka pasti punya hati dan fikiran kan? Nah itu alasannya kalian harus tetap sopan kepada teman, senior dan lain sebagainya.
Tentang basic kalian dan organisasi, mungkin tadi sedikit udah disinggung di atas. Mislanya saya sendiri yang tidak mau melakukan hal yang bikin capek, itu memang karakter saya yang bisa dibilang “orang yang hemat energi” bukan pemalas. Bagaimana cara beradaptasi dengan organisasi dan basic yang kalian miliki. Misalnya saya memiliki karakter seperti itu, di dalam organisasi saya lebih diposisikan untuk seorang pemikir dan pekerja daripada pelaksana. Contohnya saya pernah menjabat sebagai Sie Giat, Sie konsumsi, Sie keamanan, Sie lomba mading, Sie pembinaan dan pengembangan, dan Sekertaris. Bisa dibilang jabatan saya termasuk kategori berat apalagi menjadi Sie Giat yang sama dengan Sie acara+L.O(pengkoordinir)+Sie giat itu sendiri, apalagi menjadi sekertasis, pasti bayangan kalian pasti berat penjadi pengurus harian semacam sekertaris. Malah dari Sie di atas menjadi Sie keamanan adalah Sie yang mudah kelihataannya, namun aku paling gagal ketika mejadi Sie keamanan. Maka dari itu, “Jangan pernah menilai segala sesuatu dari kelihataannya dan katanya”, namun “Nyatanya”.
Mungkin hanya itu sedikit pengalaman saya tentang organisasi dan segala bentuk sikap, pendidikan moral, dan lain sebagainya. Sehingga jangan percaya lagi dengan yang “katanya-katanya” di dalam organisasi, tapi buktikan sendiri. Namun, yang penting dalam organisasi adalah tanggung jawab dan management waktu. Kalian juga harus memperhitungkan sekolah, kewajiban kalian terhadap tuhan kalian, tugas kalian sebagai anak, tugas kalian sebagai warga Negara.


By: Safira Fausta Ramadhani